Tunjangan hari raya (THR) menjadi kado yang dinanti-nantikan para pekerja menjelang lebaran. Namun, ada kekhawatiran di buruh bila uang THR yang diberikan perusahaan tak utuh. Sementara, dana tersebut sangat membantu untuk memenuhi keperluan saat Idul Fitri.
Tahun lalu, pemerintah mengizinkan perusahaan membayar THR dicicil atau ditunda imbas pandemi virus Corona (COVID-19). Sedangkan untuk tahun ini belum diputuskan. Tapi, sebagai karyawan, Anda perlu mengantisipasinya.
Menurut Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho, jika THR yang diterima tidak utuh maka mau tidak mau harus menyesuaikan pengeluaran di lebaran nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang mau nggak mau kita harus mengikuti gaya hidup kita ataupun cara kita berlebaran, ya akhirnya akan mengikuti dana yang kita miliki saat ini," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (21/3/2021).
Menurutnya, karyawan tidak memiliki kendali untuk mendapatkan THR seperti yang diinginkan. Tentunya perusahaan memiliki pertimbangan akan mencicilnya atau langsung membayar secara penuh, dengan catatan jika diizinkan pemerintah.
Satu hal yang bisa menjadi kendali si karyawan adalah cara berlebaran. Jika memiliki banyak uang mungkin bisa lebih leluasa dalam merayakan Idul Fitri. Sementara ketika dana terbatas maka harus lebih mengencangkan ikat pinggang.
"Nah, yang bisa kita kendalikan apa? yang bisa kita kendalikan ya berarti cara kita berlebaran yang harus mengikuti dengan budget yang kita miliki, dari hasil THR yang kita terima itu tadi," sebutnya.
Misalnya saja, kita harus mulai menimbang-nimbang kembali apakah sebaiknya menunda mudik atau tetap memaksakan diri untuk pulang ke kampung halaman.
"Misalnya anak rantau pengin banget pulang (mudik), ternyata dengan gaji doang plus THR yang mungkin cuma separuh atau cuma dibayarin cicil, kita terlalu berat untuk pulang, mungkin dengan dua anak, kalau harus pulang biayanya besar dan kita akan jadi sangat kesulitan di situ," tambahnya.
(toy/zlf)