Harga cabai rawit merah saat ini terbilang mahal dengan kisaran harga di atas Rp 100 ribu per kilogram. Kalangan pengamat menyebutkan jika mahalnya harga cabai ini adalah hal yang biasa terjadi setiap tahun.
Hal ini karena tingginya permintaan namun tak ada supply barang karena disebabkan musim hujan yang mengganggu aktivitas produksi cabai. Sehingga masalah yang sama selalu terulang setiap tahunnya.
Peneliti INDEF Rusli Abdullah mengungkapkan untuk tahun lalu dan tahun ini memang masalahnya berkaitan. Selain musim hujan ada juga masalah COVID-19 yang memberi dampak.
Menurut dia, tahun lalu saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilakukan banyak restoran dan tempat jual makanan tutup sehingga permintaan menurun drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah hal ini membuat para petani berasumsi jika COVID-19 belum selesai dan permintaan masih akan rendah. "Karena itu mereka belajar, dulu saja panennya tidak laku, permintaan turun COVID masih lama dan akhirnya tidak tanam (banyak) lagi, datanglah musim hujan, ya lengkap," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (21/3/2021).
Rusli mengatakan, musim hujan yang selalu terjadi ini juga memiliki andil besar dalam pergerakan harga cabai rawit merah. "Ini karena orang Indonesia kebanyakan kalau beli makanan lebih suka yang sambalnya segar dari cabai segar, bukan cabai yang diawetkan," ujar dia.
Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar mengungkapkan memang di Indonesia produksi cabai masih tergantung pada musim.
Jika saat panen raya maka stok cabai melimpah. Namun jika tidak stok akan menipis dan menyebabkan harga lebih mahal dari biasanya.
"Sebenarnya persoalan supply demand biasa tapi masalahnya tidak ada pengembangan teknologi budidaya cabai di luar musim," ujarnya.
(kil/dna)