Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan pemerintah sudah menarik utang sebesar Rp 273 triliun per akhir Februari 2021. Angka ini meningkat 135,4% jika dibandingkan realisasi Februari tahun lalu yang sebesar Rp 116 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, besarnya realisasi anggaran pembiayaan sejalan dengan melebarnya defisit APBN yang ditetapkan 5,7% atau setara Rp 1.006,4 triliun pada tahun 2021.
"Defisit APBN kita dan realisasi pembiayaan kita Rp 273 triliun, di mana penerbitan SBN secara neto Rp 271,4 triliun. Itu melonjak tinggi karena kenaikan defisit," kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa edisi Maret 2021, Selasa (23/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk pinjaman neto, Sri Mulyani mengatakan terjadi penurunan yang cukup dalam yaitu 22,4% atau setara Rp 1,6 triliun.
Selanjutnya untuk pembiayaan investasi masih nihil, begitu juga dengan pemberian pinjaman, kewajiban penjaminan dan pembiayaan lainnya yang sampai akhir Februari 2021 masih nihil.
"Sehingga untuk Rp 273 triliun mayoritas berasal dari penerbitan SBN neto kita, pembiayaan utang ini 91,5% dari target untuk issues kuartal I. Jadi semua on track meskipun tadi kita lihat dari sisi volatilitas market mungkin kita harus jaga," ungkapnya.
Lihat juga Video: Utang Tembus Rp 6.000 T, RI Hampir Lampu Merah?