Pandemi virus Corona (COVID-19) dinilai memberikan dampak permanen, terutama bagi dunia usaha. Model bisnis berubah drastis, karena semakin cepat beradaptasi dengan digital. Salah satu bidang usaha yang sudah merasakan dampak tersebut adalah perhotelan.
Salah satu pendapatan hotel adalah acara pertemuan bisnis yang biasa digelar di ballroom hotel, terutama untuk hotel yang juga fokus pada bisnis meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE). Sayangnya, dengan maraknya virtual meeting yang memanfaatkan aplikasi seperti Zoom, Google Meet, dan sebagainya, pendapatan hotel tergerus.
"Tantangannya adalah bagi hotel-hotel yang menyediakan ballroom atau fokus di MICE, business meeting. Nah ini yang menjadi tantangan tersendiri. Wedding memang masih dibutuhkan, tapi business meeting menjadi tantangan tersendiri," ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran dalam webinar Kadin Indonesia, Rabu (24/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, biasanya hotel-hotel yang menyediakan ballroom punya pekerja khusus di divisi banquet. "Ballroom itu memiliki tenaga kerja banquet-nya. Tentu dengan kondisi banyak virtual, jumlah tenaga kerjanya justru banyak akan berkurang," tutur Maulana.
Dengan kondisi tersebut, menurut Maulana ketersediaan lowongan kerja baru di perhotelan pun akan sedikit, sehingga lapangan kerja semakin sulit diraih. "Lapangan kerja akan semakin sulit," tegas Maulana.
Bahkan, minimnya pertemuan bisnis offline membuat hotel-hotel mulai melirik penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intellegence) seperti robot. "Hotel sudah mulai berpikir ke depannya nantinya kecerdasan buatan itu melalui robot," katanya.
Tonton juga Video: Voyager Station, Hotel Luar Angkasa yang Dibangun di Orbit Bumi