Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dan mengunjungi Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon, Maluku. Dalam agenda tersebut Jokowi meninjau kondisi pelabuhan dan dijelaskan mengenai proyek integrasi pelabuhan perikanan dengan pelabuhan kargo oleh Kementerian Perhubungan.
Selain itu, Jokowi juga menggelar dialog dengan para pelaku usaha perikanan Presiden ketujuh RI itu mendengarkan dengan seksama curhatan dan masukan dari peserta dialog.
Salah seorang peserta dialog, Kuntoro Alfred Kusno, pengusaha perikanan asal Desa Tulehu menyampaikan keluhannya mengenai panjangnya proses yang dilewati untuk ekspor ikan. Ia menyebut integrasi pelabuhan perikanan dan kargo sangat dibutuhkan oleh para pengusaha sepertinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya minimum harus meng-order kontainer 40 feet dari Surabaya, (butuh waktu) paling tidak dua minggu dikirim ke Ambon. Sampai di Ambon saya mesti trucking lagi dari pabrik (pengolahan ikan) dengan mobil thermo king," jelasnya kepada Jokowi, Kamis (25/3/2021).
Ia juga mengeluhkan soal menurunnya volume produksi perikanan. Hal itu disebabkan berkurangnya kapal pencari ikan konvensional, dan mengakibatkann ikan harus menempuh perjalanan jauh ke tengah laut untuk mendapatkan ikan. Hal itu memakan biaya produksi yang jauh lebih mahal.
"Sebelum tahun 2000 itu rata-rata sekitar 6.000-8.000 ton per tahun. Tahun kemarin hanya 213,7 metrik ton. Drop ini kenapa? (karena) kapal-kapal penangkap ikan dengan pole and line ini menurun drastis, dulu ada 450 unit sekarang hanya ada 50. Dulu kita hanya butuh satu hari untuk tangkap ikan, tapi sekarang paling tidak butuh 5-7 hari, jadi biaya operasional mahal sekali," cerita Kuntoro.
Soal sulitnya mendapatkan ikan menggunakan metode konvensional dengan kail (pole and line) yang ia gunakan, Kuntoro mengatakan cara memancing tersebut terbilang paling ramah lingkungan, tapi kalah bersaing dengan nelayan yang menggunakan rumpon (alat tangkap dengan jaring). Peralatan yang kerap digunakan perusahaan besar tersebut membuat ikan-ikan unggulan, seperti cakalang jarang masuk ke wilayah pesisir seperti Ambon.
"Kenapa ikan semakin menurun, karena banyak sekali kapal-kapal (dengan) jaring. Dia memakai rumpon. Ikan-ikan cakalang dan tuna ini biasa bermigrasi dari selatan ke utara atau dari utara turun ke selatan. Di selatan Maluku ini sudah banyak rompon, demikian juga di utara Seram, jadi ikan-ikan ini sudah tidak lagi masuk ke pesisir, jadi masyarakat pesisir ini lama-lama akan mati," jelasnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Jokowi menyatakan Ambon New Port akan memberikan banyak kemudahan bagi pelaku usaha. Diharapkan pelabuhan itu juga dapat meningkatkan kegiatan ekspor oleh masyarakat.
Seperti diketahui pemerintah akan melakukan pengembangan Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, dengan membangun Ambon New Port atau Pelabuhan Ambon Baru. Nantinya, Ambon News Port dicanangkan menjadi sentra pengolahan ikan.
(prf/hns)