Eksportir minuman anggur atau wine Australia dapat kabar buruk. China resmi memberlakukan bea masuk terhadap produk wine Negeri Kangguru hingga ratusan persen.
Dilansir CNN, Sabtu (27/3/2021), bea masuk dikenakan sebesar 116% sampai 218% dan akan berlaku sampai 5 tahun. Pengenaan bea masuk itu mulai berlaku Minggu (28/3).
Dengan bea masuk yang besar-besaran itu, kemungkinan besar China tak akan lagi menjadi negara tujuan ekspor utama para produsen wine Australia. Selain itu, tindakan China diprediksi meningkatkan perselisihan perdagangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO Grape & Wine Australia Tony Battaglene mengatakan, para pelaku industri kemungkinan akan melaporkan tindakan China ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).
China memang sudah mengenakan bea masuk sementara terhadap produk wine Australia sebesar 212% pada November 2020. Belum lagi penyelidikan tindakan anti-dumping yang dilakukan China terhadap produk wine.
Akibatnya, sejak Desember 2021, ekspor wine Australia ke China hampir nol menurut data statistik dari group Wine Australia.
Hubungan antara Australia dan China memang mulai memburuk sejak April 2020 setelah Perdana Menteri Scott Morrison menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus Corona.
Sejak itu, produk ekspor Australia seperti kayu, daging sapi, dan beberapa jenis batu bara semakin sulit memasuki pasar China. Tak hanya itu, Investasi China di Australia juga turun 62% menjadi US$ 763 juta pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019.
(vdl/ara)