Drama epik Joseon Exorcist dikabarkan telah ditarik dari saluran TV Korea Selatan karena menuai kritikan dari netizen. Padahal baru dua episode yang ditayangkan. Hal itupun menyebabkan saham anjok dan kerugian miliaran won bagi produser drama tersebut.
Mengutip dari Pulse News, Senin (29/3/2021) Saham YG Entertainment, induk dari produser acara YG Studioplex, dan jaringan TV terestrial negara SBS tercatat anjlok. Saham YG Entertainment turun 5,63%, dan SBS 5,24%. Anak perusahaan YG, YG Plus, juga turun 2,64% dibandingkan periode yang sama,
Kedua perusahaan telah mencatat kerugian gabungan hingga 71,6 miliar won atau US$ 63,2 juta setara Rp 910 miliar (kurs Rp 14.411/US$). Nilai gabungan kedua perusahaan itu yang telah 1,3 triliun won pada 22 Maret ketika drama dihentikan jadi menyusut menjadi 1,2 triliun won pada 26 Maret.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anjloknya saham dua perusahaan itu menghasilkan penurunan kapitalisasi pasar sebesar 10,1 miliar won. Di sisi lain, saingan hiburan YG Big Hit Entertainment naik 5,22%dan JYP Entertainment 0,85% pada waktu yang sama.
Drama fantasi yang berlatar tahap awal Joseon Exorcist ini menuai kritik dan gerakan boikot sejak episode pertama.
Kritikan yang terjadi dikarenakan banyaknya alat peraga yang menggunakan budaya China. Hal tersebut berdampak pada distorsi sejarah dan budaya. Padahal penayangannya sudah dihentikan seminggu untuk mengedit bagian yang dianggap bermasalah.
Kontroversi yang semakin intensif telah menyebabkan pembatalan sponsor dan iklan secara borongan. Drama yang tadinya sudah 80 persen selesai ini diperkirakan merugi sekitar 32 miliar won.
Penghentian acara tersebut diperkirakan akan mempengaruhi acara TV sejarah baru seperti "Snowdrop", drama JTBC mendatang. Pertunjukan itu mendapat kecaman karena meremehkan gerakan demokrasi Korsel pada 1980-an, yang memicu kekhawatiran boikot konsumen.