Amazon baru-baru ini membuat pernyataan yang dianggap tak pantas. Perusahaan milik Jeff Bezos itu mengatakan bahwa kurir mereka terkadang terpaksa buang air kecil di dalam mobil menggunakan botol. Hal itu karena tuntutan pekerjaan.
Pernyataan tersebut disampaikan pihak Amazon untuk mengejek klaim yang diajukan oleh Mark Pocan.
"Kami tahu bahwa pengemudi dapat dan memang mengalami kesulitan menemukan toilet karena lalu lintas atau terkadang rute pedesaan, dan ini terutama terjadi selama COVID ketika banyak toilet umum ditutup," tulis perusahaan tersebut dalam sebuah posting blog dilansir detikcom dari CNBC, Minggu (4/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Amazon menyampaikan permintaan maaf kepada Mark Pocan setelah anggota parlemen Demokrat itu mengutuk kondisi kerja Amazon dan upaya penghancuran serikat pekerja pada bulan lalu.
Sekitar 5.800 pekerja di gudang Amazon di Bessemer, Alabama sedang menunggu pemungutan suara serikat yang akan dimulai pada hari Selasa. Amazon menentang upaya serikat pekerja tersebut, sementara Pocan termasuk di antara legislator yang mendukungnya.
"Membayar pekerja US$ 15/jam tidak membuat Anda menjadi 'tempat kerja yang progresif' ketika Anda memberontak & membuat pekerja buang air kecil di botol air," tulis Pocan dalam tweet 24 Maret yang memicu kontroversi.
Amazon menanggapi dengan tweet: "Anda tidak benar-benar percaya tentang kencing dalam botol, bukan? Jika itu benar, tidak ada yang akan bekerja untuk kami. Kenyataannya adalah kami memiliki lebih dari satu juta karyawan luar biasa di seluruh dunia yang bangga dengan apa yang mereka lakukan, dan memiliki gaji serta perawatan kesehatan yang baik sejak hari pertama."
Saling balas argumen itu memicu serangkaian kritik dan cerita dari Intercept yang merinci bagaimana manajer Amazon sering menyuarakan keprihatinan selama rapat, dan dalam dokumen kebijakan dan email tentang masalah pekerja buang air kecil saat pengiriman.
Amazon pada hari Jumat menggambarkan tweet-nya tidak memperhitungkan populasi pengemudi perusahaan yang besar dan malah berfokus pada pusat pemenuhannya. Perusahaan juga mengatakan tweet itu salah, dan mengakui bahwa pengemudi memang kesulitan menemukan toilet.
"Terlepas dari kenyataan bahwa ini adalah industri secara luas, kami ingin menyelesaikannya," kata perusahaan itu.
"Kami belum tahu caranya, tapi akan mencari solusi," tambah perusahaan.
(toy/zlf)