Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengatakan setiap bisnis yang baik dimulai saat sebuah krisis terjadi. Sandi yang juga seorang entrepreneur menceritakan bagaimana dirinya memulai jasa konsultan keuangan yang ia dirikan bermula dari krisis keuangan Asia di tahun 1997 bersama dengan 3 orang temannya.
"Biasanya bisnis terbaik itu dimulai saat krisis. Saya memulai bisnis saat Asia financial crisis. Akhirnya dengan usaha yang kami bangun hanya 3 orang yaitu satu biro konsultan keuangan yang sederhana saat itu," ungkap Sandiaga Uno saat acara BNI Creativepreneur Conference 2021, Jumat (9/4/2021).
"Saat krisis itu kami melakukan inovasi, hingga akhirnya menjadi salah satu perusahaan investasi yang membuka lapangan kerja bagi 30.000 karyawan di seluruh Indonesia," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu juga dengan industri ekonomi kreatif yang ada di Indonesia. Ia menuturkan sektor ekonomi kreatif di Indonesia juga dapat digerakkan selama masa krisis kali ini oleh orang-orang yang memiliki inovasi. Sehingga, lanjut Sandi, ketika sebuah bisnis sudah menemui jalan buntu, orang yang memiliki inovasi tersebut mampu melakukan lompatan-lompatan untuk keluar dari krisis.
"Justru mereka mampu untuk membuka peluang dan mencetak pemenang. Saya lihat Pariwisata memang jebloklah. Tapi kita harus merubah satu kesulitan menjadi peluang. Nah saya lihat ini sebagai satu kesempatan sektor pariwisata dan leisure untuk melakukan inovasi, dan siapa yang melakukan? Para pelaku ekonomi kreatif," katanya.
Ia juga menjelaskan ke depan ekonomi bangsa Indonesia akan dipimpin oleh anak-anak muda. Untuk itu, ia berpesan kepada anak-anak muda yang ada di Indonesia untuk menerapkan 3G yaitu Gercep, Geber, dan Gaspol.
Gercep adalah memanfaatkan waktu yang ada, karena menurut Sandi tak ada waktu lagi untuk mengambil peluang yang ada. Kedua adalah Geber yaitu gerak bersama. Sandi mengungkapkan dalam memulai sebuah bisnis tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, harus ada kolaborasi.
"Yang ketiga adalah Gaspol, garap semua potensi. Jadi kalau sekarang kita hanya bilang 'waduh bisnis ini susah', lakukan adaptasi, inovasi, dan juga kolaborasi. Dengan menggarap semua potensi sooner or later, you'll find your secret sauce to success," imbuh Sandiaga.
"Dan saya yakin kita mampu untuk keluar dari pandemi ini dan kita akan mampu menjadi pemenang yang membanggakan untuk generasi ke depan," tambahnya.
Di sisi lain, Founder & CEO dari Creativepreneur Putri Tanjung mengatakan krisis pandemi yang terjadi saat ini membuat para Creativepreneur harus berinovasi dan juga beradaptasi dengan situasi yang sedang terjadi saat ini.
"Karena kita tahu demand dan needs dari masyarakat itu udah beda. Jadi kita harus adjust dengan pasar yang ada sekarang. Tapi kerennya para creativepreneur adalah kita punya resilience, di mana saat banyak keterbatasan kita cari caranya untuk bisa bounce back. Lewat kreativitas, inovasi, mindset wirausaha, dan juga kolaborasi," kata Putri Tanjung.
Senada dengan Putri Tanjung, Co-Founder & CMO Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan perusahaan yang ia kelola memang terdampak krisis pandemi COVID-19, sebab mobilitas orang yang sedang dibatasi.
Tetapi, Gaery melihat krisis kali ini merupakan sebuah pengalaman yang unik bagi sebuah industri, karena krisis kali ini menjadi momen perusahaan untuk merestart apa yang sudah ada sebelumnya.
"Jarang banget ada kesempatan buat industri untuk mereset semuanya, mulai dari 0. Nah selama 2020 apa yang kita lakukan itu sih. Jadi kita perbaiki semua dari internal, produk, hingga servis. Lalu kita liat permainan ke depan seperti apa," tuturnya.
Sebagai informasi, acara BNI Creativepreneur Conference bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia akan hadir memberikan prediksi dan gambaran perkembangan industri kreatif ke depannya.
Acara ini akan berlangsung pada 9-11 April 2021 dan dapat disaksikan gratis secara live melalui detikcom. Acara ini disponsori oleh BNI, ASUS Intel, tiketcom, dan OPPO.
(prf/hns)