Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengatakan industri ekonomi kreatif akan mampu menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Bahkan industri ekonomi kreatif mampu memberikan sumbangsih hingga Rp 1.100 triliun untuk ekonomi Indonesia.
"Saya lihat Pariwisata memang jebloklah (di masa pandemi), tapi kalau ekonomi kreatif ini sumbangsihnya Rp 1.100 triliun dan akan tumbuh 5-7% ke depannya," kata Sandiaga Uno dalam acara BNI Creativepreneur Conference 2021, Jumat (9/4/2021).
Sandi membeberkan ada beberapa alasan ekonomi kreatif mampu menjadi tulang punggung Indonesia. Pertama adalah modalnya yang ringan karena sumber daya utama ekonomi kreatif adalah kreativitas yang bersifat orisinil, unik, dan terbarukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu kedua adalah sumber daya alam yang ringan, karena sumber daya paling utamanya adalah talenta setiap individu. Kemudian, ekonomi kreatif juga memiliki value ekonomi yang tinggi dan penciptaan lapangan kerja yang sangat fleksibel.
"Dan kolaboratif, ekonomi kreatif itu tak hanya melulu mikirin kompetisi tetapi justru memilih untuk berkolaborasi. Standar hidup dan gaji rata-ratanya juga cukup rendah. Selain itu melindungi hak kekayaan intelektual, dan siapa saja bisa masuk," imbuh Sandi.
Sandi pun optimistis sebab saat ini sudah ada 18 juta lapangan pekerjaan yang bergerak di bidang ekonomi kreatif dengan nilai ekspor di tahun 2017 mencapai US$ 19,84 M dan hampir mendekati sektor pariwisata.
Sayangnya, ada tantangan yang harus dilalui oleh para pelaku ekonomi kreatif yakni soal akses pembiayaan. Ini karena rata-rata 92,73% pelaku ekonomi kreatif menggunakan modal sendiri.
"Pinjaman bank untuk yang agak lebih menengah ke atas itu 24,44%, ini terlalu rendah dan nggak akan cukup. Venture capital memang sudah mulai meningkat, tapi masih sangat rendah juga 0,66%," ucapnya.
Menjawab hal tersebut, Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Negara Indonesia (BNI) Sis Apik Wijayanto mengatakan pihaknya siap untuk memberikan pembiayaan kepada para pelaku ekonomi kreatif. Dari sisi pertumbuhan kredit, BNI menganggarkan pertumbuhan 6% sampai 7% di tahun ini.
"Ini adalah salah satu cara bagaimana kita memberikan pembiayaan salah satunya untuk industri ekonomi kreatif. Dengan volume (kredit) Rp 10,5 T, memang masih kecil. Karenanya saya tertarik tadi saat Mas Menteri memberi kesempatan kepada BNI ini adalah challenging bagi kami untuk mengembangkan portofolio dari sisi industri creativepreneur ini," jelas Sis Apik.
Sebagai informasi, acara BNI Creativepreneur Conference bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia akan hadir memberikan prediksi dan gambaran perkembangan industri kreatif ke depannya.
Acara ini akan berlangsung pada 9-11 April 2021 dan dapat disaksikan gratis secara live melalui detikcom. Acara ini disponsori oleh BNI, ASUS Intel, tiketcom, dan OPPO.
(prf/hns)