Masuknya produk-produk asing ke dalam negeri melalui e-commerce dengan harga yang terbilang miring menjadi polemik belakangan ini. Hal itu dikhawatirkan dapat mengganggu bisnis para pelaku UMKM lokal.
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) sekaligus Presiden Komisaris SEA Group Indonesia Pandu Sjahrir memandang persaingan dengan produk asing bukanlah hal yang harus dikhawatirkan pengusaha lokal. Sebab, perbandingan harga bukanlah faktor mutlak yang memengaruhi penjualan suatu produk.
Pandu menyampaikan pengusaha lokal bisa membuat produk unik yang berbeda dengan produk-produk asing. Menjadi berbeda, menurut Pandu, akan lebih baik ketimbang para produsen lokal mati-matian mencari solusi agar dapat menjual produknya lebih murah dari barang asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan berpikir saya jual HP lebih murah 40 persen dari (produk) luar , tau lebih simple lagi saya membuat batik, tapi kainnya (impor) dari luar bisa (jual) 50 persen lebih murah," ulas Pandu dalam acaraBNICreativepreneur Conference, Minggu (11/4/2021).
Ia mengatakan para pelaku UMKM lokal harus memiliki perspektif yang lebih maju. Tidak sebatas berpikir bagaimana bertahan dalam persaingan dengan produk asing, tapi lebih baik berusaha untuk memperluas pasar ke luar negeri.
"Berpikirnya ofensif, jangan defensif. Bagaimana saya bisa menjual produk saya ke luar," cetus Pandu
Founder & CEO Creativepreneur Putri Tanjung menimpali nilai otentik merupakan nilai tambah dari sebuah produk. Barang yang dijual tidak hanya berkualitas tinggi, tapi juga punya ciri khas dan karakter yang tidak dimiliki produk lain.
Putri menjabarkan Indonesia punya kekayaan kultur yang dapat diangkat dalam membuat sebuah produk atau bisnis. Dengan begitu, konsumen tidak hanya membeli fisik sebuah barang, tapi juga nilai filosofis dan cerita yang dibawanya.
"Pelaku ekonomi kreatif kita udah seperti itu. Indonesia kan kaya banget akan kultur dan story yang luar biasa. Itu yang harusnya diangkat, itu yang harusnya bikin kita bisa bersaing dengan pasar luar," ungkap Putri.
Putri menyebut banyak artisan dari Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri. Produk-produk yang dihasilkan memiliki nilai jual tinggi.
"Kemarin saya baru dari Bandung sama Pak Teten (Menkop UKM) melihat artis Bandung yang sangat luar biasa. Punya unique selling point kelihatan banget. Mereka bukan hanya menjual produk dengan kualitas yang bagus, tapi mereka menjual story, mereka menjual value, dan mereka menjual solusi," urai Putri.
Sebagai informasi, acara BNI Creativepreneur Conference bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia hadir memberikan prediksi dan gambaran perkembangan industri kreatif ke depannya.
Acara ini berlangsung pada 9-11 April 2021 dan dapat disaksikan gratis secara live melalui detikcom. Acara ini disponsori oleh BNI, ASUS Intel, tiketcom, dan OPPO.
(ega/dna)