Mereka berdua sudah menjalani pernikahan selama tiga dekade atau 30 tahun. Dalam persidangan, banyak pekerjaan rumah tangga yang dianggap perlu mendapatkan kompensasi.
Melansir odditycentral, Kamis (15/4/2021), putusan tersebut diterbitkan pada 14 Januari. Kedua pasangan ini awalnya bertarung di berbagai pengadilan di Portugal. Mulanya, sang istri meminta sekitar 240.000 euro atau setara US$ 290.000 sebagai kompensasi atas pekerjaan rumah tangga yang selama ini dilakukan.
Namun, usulan tersebut ditolak oleh pengadilan di Barcelos.
"Karena pekerjaan yang dihabiskan di rumah tidak secara hukum diwajibkan di bawah serikat de-facto, ketentuannya sebagai kontribusi untuk ekonomi bersama, sebagai pemenuhan kewajiban," tulis Hakim di Barcelos dalam putusannya.
Tidak berhenti di situ, wanita ini pun mengajukan banding dan dirinya memenangkannya. Di mana pengadilan meminta mantan suaminya memberikan kompensasi sebesar 60.000 euro sebagai kompensasi atas semua pekerjaan rumah tangga yang sudah dikerjakan selama 30 tahun menikah.
Mahkamah Agung menilai pekerjaan rumah memiliki nilai ekonomi yang jelas, karena diterjemahkan sebagai pengayaan dengan menghemat biaya.
Dalam 30 tahun menjalani pernikahan, terbukti sang istri yang mengurus rumah dan menyiapkan makanan untuk pasangannya.
Mahkamah Agung Portugal menetapkan nilai finansial dari pekerjaan rumah tangga yang dilakukan oleh perempuan berdasarkan kriteria upah minimum nasional dikalikan dengan 12 bulan, selama 30 tahun pernikahan. Selanjutnya, sepertiga dari jumlah itu dikurangi sebagai pengeluaran wanita selama periode itu.
(hek/ang)