Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat China sebagai negara yang mendominasi pada neraca perdagangan Indonesia. Baik pada kinerja ekspor maupun impor. Negeri Tirai Bambu ini memegang share terbesar.
Pada Maret 2021, neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 1,57 miliar. Angka itu didapatkan karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan impor. Tercatat ekspor mencapai US$ 18,35 miliar dan nilai impor US$ 16,79 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pangsa pasar ekspor Indonesia terbesar tertuju pada China yaitu dengan angka 21,36% atau setara US$ 3,73 miliar dari total ekspor US$ 18,35 miliar di Maret 2021.
"Pangsa ekspor kita, posisi pertama ke Tiongkok, disusul ke Amerika Serikat (AS), atau tidak berubah sama seperti bulan lalu," kata Suhariyanto dalam video conference, Kamis (15/4/2021).
Selama Maret 2021, Suhariyanto mengatakan telah terjadi peningkatan ekspor ke China yaitu sebesar US$ 774,6 juta. Selanjutnya ke India sebesar US$ 519,5 juta, ke Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 177,7 juta, dan Singapura sebesar US$ 132,0 juta.
"Sebaliknya, kita turun tipis ke Taiwan US$ 111,5 juta, Estonia US$ 34,8 juta, Selandia Baru US$ 14,1 juta, Guinea US$ 12,4 juta, dan Australia US$ 12,3 juta," ujarnya.
Pangsa pasar ekspor setelah China, diduduki oleh AS dengan 11,86% atau setara US$ 2,07 miliar. Lalu, ada Jepang dengan 7,91% atau setara US$ 1,38 miliar. Selanjutnya ada India dengan 7,12% atau setara US$ 1,24 miliar. Sedangkan untuk ASEAN setara 19,81% atau US$ 3,46 miliar, dan Uni Eropa sebesar 8,25% atau US$ 1,44 miliar.
Bagaimana dengan impor? klik halaman berikutnya.