Miliarder Bill Hwang belum lama ini mengalami kesialan besar. Pasalnya dia kehilangan US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 280 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000 hanya dalam dua hari saja.
Dari catatan Bloomberg, Bill Hwang memiliki kekayaan dari perusahaannya yang bernama Archegos Capital Management yang dirintis pada 2013 lalu.
Kemudian investasi yang dimiliki Hwang melalui Archegos itu ditempatkan di perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon sampai Expedia, Linkedln sampai Netflix. Investasi Hwang di Netflix membuat Archegos mendapatkan hampir US$ 1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2017 tak ada tanda-tanda apapun, Hwang merilis detil keuangan perusahaan. Kemudian investasi Hwang mulai melebarkan sayap ke perusahaan teknologi lainnya.
Seperti ke lembaga keuangan Morgan Stanley yang dimasuki pada kuartal II 2020. Pada kuartal keempat tahun lalu merupakan tahun keberuntungan bagi Hwang. Di mana indeks S&P naik hampir 12% dan 7 dari 10 saham Archegos miliknya naik lebihd ari 30% . Apalagi saham di Baidu, Vipshop dan Farfectch yang naik 70%.
Archegos berada di atas awan dan menjadi klien kebanggaan Wall Street. Orang-orang yang akrab dengan kondisi tersebut mengatakan bahwa mereka membayar pialang utama puluhan juta dolar setahun sebagai biaya, mungkin total lebih dari US$ 100 juta.
Tapi keuntungannya mulai terkikis sejak akhir Maret saat utangnya membengkak hingga banknya menjual sebagian besar sahamnya. Investasi Hwang tiba-tiba menjadi kacau. Beberapa bankir memintanya untuk menjual saham.
Sore itu tanpa sepatah kata pun kepada sesama pemberi pinjaman, Morgan Stanley melakukan tindakan pencegahan. Perusahaan diam-diam menurunkan US$ 5 miliar dari kepemilikan Archegos dengan harga diskon, terutama ke sekelompok dana lindung nilai.
Goldman, Deutsche Bank AG, Morgan Stanley, dan Wells Fargo berhasil lolos dari penjualan Archegos. Mereka bergerak lebih cepat untuk menjual. Mungkin juga mereka telah mengurangi leverage atau menuntut lebih banyak margin.
Tapi sampai sekarang, Credit Suisse dan Nomura tampaknya mengalami kerugian terbesar. Mitsubishi UFJ Financial Group Inc broker utama lainnya, telah mengungkapkan kemungkinan kerugian US$ 300 juta.
Pada initinya, Archegos merugi karena gagal menghadapi kerugian besar ketika kondisi nilai sahamnya jatuh, saat sudah meminjam banyak uang untuk mendanai investasinya. Semuanya mengingatkan pada krisis subprime-mortgage 14 tahun lalu.
Masalahnya adalah serangkaian pinjaman yang semakin tidak bertanggung jawab. Selama harga rumah terus naik, pemberi pinjaman mengabaikan risiko yang meningkat. Hanya ketika pemilik rumah berhenti membayar, kemudian memberi dampak. Semua bank telah mendanai begitu banyak pinjaman sehingga dampaknya tidak dapat diatasi.