Sayangnya, akselerasi ekpor yang dilakukan oleh UMKM patut diakui masih rendah. Bahkan jika dibandingkan oleh negara-negara yang tergabung dalam Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), ekspor UMKM masih rendah.
"Kontribusi ekspor UMKM masih relatif rendah, yaitu 14,37%. Tetapi ini masih tertinggal lah dari negara-negara APEC, bahkan APEC sudah mencapai 35%," kata dia.
Dia menuturkan bahwa eksportir di Indonesia masih didominasi oleh pelaku usaha berskala besar, yaitu sebanyak 86%. Kontribusi UMKM masih rendah karena kesulitan melakukan ekspor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa kendala utama yang menghambat UMKM melakukan ekspor, yakni minimnya pengetahuan hingga kendala logistik.
"UKM sulit menembus pasar ekspor karena minimnya pengetahuan tentang pasar luar negeri, kualitas produk, kapasitas produksi, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga kendala logistik," sebut Teten.
Tentu saja, kendala-kendala yang dihadapi oleh UMKM dijelaskannya harus mendapatkan solusi. Dibutuhkan kolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut dengan cepat.
(toy/ara)