Kembangkan UMKM, BRI Gelar Microfinance Outlook 2021

Kembangkan UMKM, BRI Gelar Microfinance Outlook 2021

Angga Laraspati - detikFinance
Rabu, 28 Apr 2021 18:36 WIB
Direktur BRI Sunarso
Foto: dok. BRI
Jakarta -

BRI menggelar BRI Microfinance Outlook 2021 yang diharapakan dapat mengembangkan sektor microfinance dan juga UMKM sepanjang tahun ini. Direktur BRI Sunarso mengatakan hubungan erat dan kerja sama dengan para stakeholders baik di level regional, nasional hingga global dapat memajukan perkembangan microfinance dan pemberdayaan UMKM di Indonesia dalam sebuah ekosistem yang bersinergi.

"Dukungan dan kolaborasi yang luar biasa ini sangat kita butuhkan, untuk bisa memperkaya wawasan kita untuk terus menumbuhkembangkan UMKM agar tidak terjebak kalau mikro tetap mikro (atau bisa naik kelas) dan bisa mengembangkan serta mendapatkan sumber pertumbuhan baru dari level-level di bawahnya," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis, Rabu (28/4/2021).

Sebuah data dari Kemenkop UKM per 2018 menunjukkan, jumlah pelaku usaha mikro di Indonesia ada sekitar 62 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 757 ribu di antaranya adalah pelaku usaha kecil, 58,6 ribu usaha menengah, dan 5,5 ribu korporasi. Sedangkan Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai lebih dari 62 persen, setara dengan Rp 8.000 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang hadir memberikan keynote speech dalam acara ini mengungkapkan pemerintah terus berupaya mengembangkan UMKM termasuk melahirkan wirausahawan baik existing maupun yang masih merintis.

"Target kita tahun 2024 bisa 4%, kalau didukung dengan ekosistem pembiayaan, ekosistem kewirausahaan, dan kita fokus menarget UMKM yang mendampingi, masukkan ke inkubasi, saya kira target itu bisa tercapai," jelas Teten.

ADVERTISEMENT

"Terima kasih, acara ini bagus sekali, BRI memang jagoannya UMKM, karena itu wajar banyak pujian dari dunia internasional untuk BRI sebagai bank besar," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury menuturkan tahun ini Kementerian BUMN fokus memberi dukungan pada hal pemenuhan kebutuhan infrastruktur, pendanaan, dan akses pasar untuk pengembangan dan pemulihan UMKM.

Dukungan ini diberikan baik melalui kebijakan dan aksi-aksi korporasi yang dilakukan, maupun integrasi antar BUMN-BUMN eksisting agar semakin berdaya guna untuk kemajuan UMKM.

Pahala mengungkapkan Kementerian BUMN juga tengah berusaha membangun digital platform dan digital services bagi UMKM. Dari segi pendanaan atau pembiayaan, salah satu inisiatif utama yang dilakukan adalah bagaimana bisa melakukan konsolidasi BUMN untuk mendukung ekosistem ultra mikro.

Sebab, saat ini jumlah ultra mikro yang masih membutuhkan dana dan belum mendapatkan dana kurang lebih masih 80%.

"Kami berharap dengan konsolidasi BUMN tersebut bisa mendukung ekosistem UMi dan kita bisa melakukan pemberdayaan serta peningkatan kapabilitas, pendalaman produk finansial bukan hanya mengenai pembiayaan saja tetapi juga tentunya saving, asuransi, dan lain sebagainya. Selain itu, nantinya jika usaha ultra mikro ini mau naik kelas ke level mikro misalnya, ini bisa kita lakukan," tutur Pahala.

Terkait UMKM, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso juga menyampaikan pendapatnya. Ia melihat ada hal-hal yang mesti dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan karena pembiayaan saja tidak cukup.

"Perlu pembinaan agar UMKM bisa berproduksi lebih baik dan kualitasnya lebih bagus. Selain itu juga diperlukan channeling penjualan dan ekosistem yang lengkap," ungkap Wimboh.

Acara yang terselenggara dalam format hybrid webinar ini total menyajikan dua sesi dengan sub-tema Empowering Sustainable Microfinance & It's Ecosystem, dan Boosting Innovation for Synergy in Microfinance.

Pada sesi satu, narasumber yang hadir adalah Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, Adjunct Lecturer Harvard Kennedy School Cambridge USA Dr Jay Rosengard, Sosiolog Universitas Indonesia Dr. Imam Prasojo, Representatif McKinsey and Company Prateek Bhargava, dan Senior Executive Analyst OJK Dr. Roberto Akyuwen.

Pada sesi kedua webinar, pembicara yang hadir adalah Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, Representatif Cornell University, Prof. Iwan Jaya Azis, Bupati Kulon Progo H. Sutedjo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Fintech Lending Indonesia dan CEO Dompet Sunu Widyatmoko, serta Chief Economist BRI dan Direktur BRI Research Institute Dr. Anton Hendranata.

Selain berisi dua sesi webinar, BRI Microfinance Outlook 2021 juga menjadi ajang pemaparan BRI Micro & SME Index (BMSI) Q1-2021, peluncuran sebuah platform pemberdayaan digital yang dikembangkan oleh Bank BRI untuk pelaku UMKM Indonesia yakni LinkUMKM, serta Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Microfinance Indonesia. Kemunculan produk dan lembaga baru ini diharap bisa meningkatkan kapasitas seluruh pemangku kebijakan untuk lebih optimal memberdayakan UMKM, dan menciptakan lebih banyak lagi pelaku usaha yang naik kelas.

(prf/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads