Indonesia berambisi meraih pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4-6% di 2022. Namun, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan investasi dalam jumlah besar.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memaparkan untuk membuat pertumbuhan ekonomi meroket di angka tersebut dibutuhkan investasi jumbo sebesar Rp 5.891,4 triliun hingga Rp 5.931,8 triliun.
"Pencapaian pertumbuhan ekonomi setinggi itu dibutuhkan investasi sebesar Rp 5.891 hingga Rp 5.931 triliun," kata dia dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 yang disiarkan melalui YouTube Bappenas RI, Kamis (29/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentunya dibutuhkan investasi non pemerintah, yakni BUMN dan swasta untuk memicu investasi dan menggerakkan sektor-sektor yang sedang dalam kapasitas rendah.
Hitung-hitungannya diperlukan investasi pemerintah Rp 439,4-497 triliun, BUMN Rp 503,1-577 triliun, swasta Rp 4.948,9-4.857,7 triliun.
Sejalan dengan itu, diharapkan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia bisa ditekan lebih rendah di 2022, yaitu di angka 6,24. ICOR adalah rasio efisiensi investasi.
Terkait target pertumbuhan ekonomi tahun depan, Suharso memaparkan perhitungan fiskal yang konservatif berada di kisaran 5,2% hingga 5,8%, dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Setidaknya ada harapan tahun depan perekonomian Indonesia bisa semakin pulih.
"IMF dan lembaga-lembaga internasional lainnya memperkirakan bahwa akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjadi pada tahun 2022. Ini sejalan dengan arah dari RKP 2022 yang menargetkan pada tahun 2022 adalah tahun kunci bagi Indonesia untuk pulih cepat dari pasca COVID-19," tambahnya.