Laba Bersih Telkom Sepanjang 2020 Meningkat 11,5%

Laba Bersih Telkom Sepanjang 2020 Meningkat 11,5%

Abu Ubaidillah - detikFinance
Kamis, 29 Apr 2021 20:38 WIB
Gedung Telkom Indonesia
Foto: Telkom
Jakarta -

PT Telkom Indonesia membukukan pertumbuhan positif dari sisi pendapatan, EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi), serta laba bersih selama tahun 2020. Hal ini dinilai memberi sinyal optimisme digitalisasi mampu menjadi motor penggerak penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 136,46 trilliun tumbuh positif sebesar 0,7% dibanding tahun 2019. EBITDA perseroan tahun 2020 tercatat Rp 72,08 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 20,80 triliun, atau masing-masing tumbuh double digit sebesar 11,2% dan 11,5%.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang dan penuh dinamika bagi Indonesia karena pandemi COVID-19 melanda hampir seluruh dunia dan masih berlangsung hingga kini. Menurutnya industri telekomunikasi juga merasakan dampak yang cukup besar dengan adanya pandemi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun ia tak memungkiri pandemi juga membawa perubahan terhadap kebutuhan dan gaya hidup masyarakat dengan tingkat adopsi digital masyarakat meningkat signifikan. Menurutnya pandemi telah mempercepat transformasi digital menjadi beberapa tahun lebih cepat dan ini menjadi ruang akselerasi bagi Telkom.

"Sejalan dengan langkah perseroan untuk bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital, Telkom secara aktif terus mendukung upaya pemerintah dalam Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui dukungan konektivitas, platform, dan aplikasi digital, selain juga bantuan sosial. Kami berkomitmen untuk terus hadir memberikan kemudahan kepada masyarakat yang dikarenakan pandemi harus melaksanakan beragam aktivitasnya secara digital dari rumah termasuk untuk bekerja dan belajar," ujar Ririek dalam keterangan tertulis, Kamis (29/4/2021).

ADVERTISEMENT

Pandemi COVID-19 mendorong kebutuhan masyarakat yang lebih beasr akan akses internet di rumah. Ririek menjelaskan dengan adanya fenomena ini Telkom berupaya memenuhi permintaan masyarakat yang meingkat sepajang tahun 2020 dengan melayani penambahan pelanggan IndiHome sebanyak lebih dari 1,01 juta.

Sehingga pada akhir 2020 jumlah peanggan IndiHome mencapai 8,02 juta pelanggna atau tumbuh 14,5% dibandingkan akhir tahun 2019. Kondisi ini berdampak positif bagi Telkom, IndiHome mencatat kenaikan pendapatan sebesar 21,2% menjadi Rp 22,2 triliun dibanding tahun lalu dan memosisikan diri sebagai interetnya Indonesia dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia.

Untuk segmen mobile, Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom mencatat kenaikan trafik data hingga 43,8% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi 9.428 petabyte, seiring dengan semakin besarnya kebutuhan layanan data, khususnya dikarenakan perubahan gaya hidup masyarakat akibat dampak pandemi.

Hal ini tidak lepas dari kontribusi 169,5 juta pelanggan Telkomsel dengan pengguna mobile data tercatat 115,9 juta pelanggan atau meningkat 5,2% dibanding tahun lalu. Sepanjang 2020, pendapatan digital business Telkomsel tumbuh sebesar 7,0% menjadi Rp 62,33 triliun yang sekaligus menjadi katalis dalam pergeseran bisnis legacy ke layanan digital business. Kontribusi pendapatan digital business meningkat 71,6% dari total pendapatan Telkomsel, dari 63,9% pada tahun sebelumnya.

Telkomsel juga menghadirkan inisiatif Merdeka Belajar Jarak Jauh (MBJJ) sebagai upaya mendukung dunia pendiidkan sleama masa pandemi. Lewat inisiatif ini Telkomsel membagikan kuota belajar bagi masyarakat Indonesia untuk mengakses e-learning dan kuota untuk platform konferensi video.

Pada tahun 2020 juga Telkomsel membangun 27,7 ribu base tranceiver station (BTS) 4G LTE baru sehingga sampai dengan akhir Tahun 2020, Telkomsel telah memiliki total BTS lebih dari 231 ribu unit dengan 78% di antaranya adalah BTS 3G/4G.

Di segmen enterprise, Ririek menjelaskan fundamental bisnis yang semakin sehat sebagai hasil penerapan kebijakan Telkom untuk fokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi menghasilkan penurunan biaya operasi terutama dari biaya perangkat pelanggan di segmen ini.

Sebagai hasil, segmen enterprise membukukan pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 17,7 triliun. Bahkan pada kuartal IV 2020 pendapatan segme ini mencapai Rp 6,3 triliun, tmbuh sebesar 67,9% dibanding kuartal III 2020. Pencapaian ini dikontribusi oleh pendapatan dari data center & cloud, application services, dan enterprise broadband.

Segmen wholesale & international business yang merupakan enabler strategis seluruh segmen bisnis TelkomGroup menunjukkan kinerja yang juga baik dengan peningkatan pendapatan 27,3% YoY menjadi Rp 13,5 triliun. Pencapaian ini terutama didorong oleh peningkatan bisnis menara telekomunikasi, voice wholesale, data center, dan inisiatif inorganik.

Saat ini Telkom juga tengah mempersiapkan rencana unlocking value mitraetl untuk meningkatkan valuasi dan memperkuat portfolio bisnis menara telekomunikasi TelkomGroup. Pada segmen ini perseroan juga terus mengembangkan inisiatif neuCentrIX dalam melayani market wholesale industri telekomunikasi dan ekosistem digital melalui penyediaan layanan data center yang terintegrasi dengan infrastruktur backbone yang memiliki coverage terluas dan berdaya saing global.

Telkom juga terus mengembangkan berbagai layanan digital baik untuk segmen konsumer maupun enterprise. Telkom mendukung pengembangan khususnya pada lima ekosistem, yakni UMKM, pendidikan, kesehatan, logistik dan agrikultur. Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, Telkom bersama delapan BUMN lain mendukung inisiatif Kementerian BUMN menghadirkan Pasar Digital atau PaDi UMKM, yaitu platform aplikasi aggregator e-commerce bagi UMKM untuk memperoleh akses pasar lebih luas, khususnya dari BUMN.

Total belanja modal Telkom pada tahun 2020 tercatat Rp 29,4 triliun atau 21,6% dari total pendapatan. Penyerapan belanja modal di tahun 2020 lebih kecil daripada rencana proyeksi dikarenakan pandemi yang mengakibatkan adanya PSBB. Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk memperkuat jaringan dan infrastruktur lainnya guna meningkatkan kapabilitas digital demi memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, meliputi jaringan 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut serta menara telekomunikasi dan data center.

Dalam rangka mendukung perekonomian nasional, Telkom mencatat nilai besaran Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) secara mandiri sekitar 41.6% dari belanja Capex dan 92% dari belanja Opex pada tahun 2020.

"Di tengah pandemi yang masih kita hadapi hingga saat ini, kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap berbagai layanan TelkomGroup. Kami akan terus berupaya menghadirkan solusi digital terbaik untuk membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun memulihkan perekonomian nasional sejalan dengan komitmen kami untuk menjadi penggerak digitalisasi Indonesia. Kami meyakini dengan digitalisasi, bersama-sama kita mampu menghadapi pandemi dan menjadikan Indonesia lebih baik," tutup Ririek.




(ega/hns)

Hide Ads