Berbeda dengan Pasaribu, seorang inang-inang yang juga membuka jasa penukaran uang Rp 75.000 di kawasan tersebut mengaku sepi peminat.
"Penukaran uang Rp 75.000 nggak begitu banyak yang minat. Karena mereka kan nggak pulang ke kampung. Kalau dibeliin di sini ya nggak semua mereka mau tukar," jelas Harahap.
Selain penukaran uang Rp 75.000, penukaran uang pecahan lainnya juga sepi. Ia mengaku, pendapatannya anjlok akibat larangan mudik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendapatan saya turun 50% kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebelum Corona, sehari bisa dapat Rp 400.000-500.000. Sekarang ya hanya sekitar Rp 200.000-300.000," tandas Harahap.
(vdl/fdl)