PT Berdikari (Persero) mendapat penugasan impor daging sapi Brasil sebanyak 20.000 ton. Sementara, yang terealisasi sampai sebelum Lebaran 415 ton.
Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara mengatakan ada sejumlah halangan dalam penugasan impor daging ini. Salah satunya karena jumlah pemasok minim.
"Brasil ini kita terima penugasan 20.000 ton, hanya saja memang yang bisa masuk hanya 415 ton sebelum Lebaran. Kenapa? karena suplier daging Brasil hanya dua," katanya dalam rapat dengar pendapat seperti disiarkan Youtube Komisi IV, Rabu (!9/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu, mereka punya keterbatasan karena memang produktivitas mereka itu kapasitasnya selalu bawa sebelum pesan, 1 bulan sebelumnya. Jadi pada saat kita terima penugasan SPI (Surat Persetujuan Impor) nya keluar dia awal Maret itu kita baru bisa book sehingga hanya bisa masuk 415 ton," sambungnya,
Kendala lain ialah masalah harga. Dia mengatakan, harga daging sapi Brasil telah mengalami kenaikan sebanyak 30% dibanding tahun lalu.
"Kendalanya adalah bahwa daging sapi Brasil harganya sudah naik 30% dibanding tahun lalu, karena tahun lalu kami juga terima penugasan untuk yang sama, ada yang kerbau ada juga sapi Brasil," katanya.
Dia mengatakan, pemerintah Brasil melalui kedutaan kemudian merekomendasikan 15 suplier. Namun, belum ada persetujuan karena masalah proses audit, yang tadinya proses visit atau kunjungan langsung menjadi virtual.
Hingga saat ini, pihaknya telah memesan 4.564 ton dengan jadwal kedatangan sampai Agustus.
"Kami mau minta lagi pun juga memang terkendala kapasitas suplai dari 2 suplier tersebut," katanya.
Dia menjelaskan, jika dibanding daging sapi Australia, harga daging sapi Brasil lebih murah. Namun, harganya jauh di atas daging kerbau asal India. Dia menyebut, daging kerbau India harganya hampir separuh dari daging pada umumnya.
"Tahun lalu dengan tambahan bea masuk, bongkat muat kami jual (daging kerbau India) Rp 56 ribu per kg, sudah sampai di gudangnya pembeli," katanya.