Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) akan terus berupaya melakukan perbaikan untuk pelaksanaan program kartu prakerja 2021.
Hal tersebut menyikapi temuan telesurvei Persepsi penerima kartu prakerja terhadap penyelenggaraan program kartu prakerja yang dirilis oleh lembaga survei Cyrus Network, Kamis (20/5/2021).
Salah satu temuan survei, untuk ketepatan waktu pencairan insentif, responden yang menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa insentif diterima tepat waktu ada 83,6%. "Masih ada 16,4% yang tidak setuju dengan pernyataan itu, meski mayoritas masih setuju ," ujar Direktur Riset Cyrus Network, Fadhli MR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan keluhan peserta kartu prakerja pada tahun 2020 tentang lambatnya pencairan insentif sudah diperbaiki dengan implementasi sistem front loading. Hal ini untuk menghindari kendala-kendala tekknis yang kerap terjadi pada proses pencairan insentif.
"Jadi pelaksaan prakerja 2021 akan lebih cepat pembayaran insentifnya. Karena sekarang menggunakan strategi front loading, jadi jika dijadwalkan dapat insentif tanggal 25 kita akan berusaha transfer pada minggu pertama. Agar peserta segera mendapatkan insentif," kata Denni Puspa Purbasari.
Selain itu, Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja juga akan meningkatkan edukasi tentang sisa saldo pelatihan yang harus dihabiskan peserta. Karena sisa saldo tersebut akan diambil kembali ke kas negara.
Menurut hasil survei, hanya 54,7% penerima program yang mengambil pelatihan kedua, 45,4% tidak mengambilnya. Alasannya ada 29,1 % mengaku tidak cukup punya waktu luang, 14,9 % menyatakan sudah merasa cukup dengan pelatihan yang diambil, 12% mengaku tidak tahu kalau sisa saldo bisa bisa digunakan untuk pelatihan lagi, 9,3% tidak ingin ambil pelatihan lagi dan 6,7% tidak tahu jika bisa mengambil pelatihan kedua.
"Kita akan memperbaiki dan meningkatkan edukasi kita tentang saldo pelatihan. Jadi saldo pelatihan tidak bisa diuangkan dan harus dihabiskan, Rp 50 sisa saja diambil Bu Sri Mulyani (Kementerian Keuangan) ," kata Denni Pupa Purbasari.
Menanggapi kendala peserta yang tidak mengambil pelatihan kedua, karena merasa tidak ada pelatihan yg cocok, ada PMO juga mengembangkan fitur rekomendasi. Fitur tersebut untuk memberikan rekomendasi pelatihan yang cocok dengan profil peserta dan sesuai dengan sisa saldo pelatihan.
"Kami sudah menggunakan machine learning di dashboardnya peserta, jadi sisa saldo pelatihan di situ ada rekomendasi berdasarkan profil peserta yang mirip dengan peserta dari ratusan ribu peserta sebelumnya yang sesuai dengan sisa saldo yang dimiliki peserta," jelas Denni Purbasari.
(kil/dna)