BLT UMKM Rp 1,2 Juta Sudah Meluncur ke 9,8 Juta Pelaku Usaha Mikro

BLT UMKM Rp 1,2 Juta Sudah Meluncur ke 9,8 Juta Pelaku Usaha Mikro

Abu Ubaidillah - detikFinance
Kamis, 27 Mei 2021 23:25 WIB
Pencairan dan BST Rp 300 ribu digelar serentak di 13 RW yang berada di kawasan Depok, Jawa Barat. Warga pun antusias mencairkan bantuan sosial tunai tersebut.
Ilustrasi BLT UMKM Foto: Dedy Istanto/Detikcom
Jakarta -

Program Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang menyasar 12,8 juta pelaku UMKM telah tersalurkan 76,6%. Program ini merupakan hibah modal kerja kepada pelaku usaha mikro yang belum terhubung dengan perbankan.

"Tahun 2020 diberikan kepada 12 juta usaha mikro dan tahun ini diberikan kepada 12,8 juta usaha mikro," kata Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Riza Damanik dalam keterangan tertulis, Kamis (27/5/2021).

Dalam Webinar Gegas Bergiat Menuju Ekonomi Sehat yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini, Riza menjelaskan per Selasa (11/5), BPUM sudah tersalurkan kepada 9,8 juta usaha mikro masing-masing Rp 1,2 juta. Dari survei, program ini membantu usaha mikro sebesar 99,4% yang omzet usahanya di bawah Rp 300 juta/tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya 98,9% penerima program ini menggunakan dana untuk keperluan usaha, bukan konsumtif. Sebagian besar untuk membeli bahan baku sekitar Rp 1,1 juta, sebagian lainnya digunakan untuk membayar sewa tempat dan lainnya. Sebanyak 73,5% bergerak di bidang perdagangan, 13,5% di sektor pertanian, dan 3% di industri pengolahan.

Lebih lanjut 75,9% penerima bantuan ini tetap membuka usaha di masa pandemi. Dari jumlah tersebut, 76,5% usaha di lokasi di rumah. Lalu sebanyak 5,3% lokasi usaha di sekitar tempat umum seperti sekolah atau kantor, dan 4,8% berusaha di pasar.

ADVERTISEMENT

Riza menjelaskan penerima program ini memiliki jumlah pekerja rata-rata di bawah 10 orang yang mayoritas perempuan. Meski dana yang digunakan tidak besar, namun bisa digunakan untuk bertahan dan hal ini dibuktikan berdasarkan survei penerima hibah yang usahanya mengalami kenaikan 41,1%.

Ia menekankan kenaikan ini tak bisa dipisahkan dengan pemulihan kesehatan. Menurutnya UMKM tumbuh jika masalah kesehatan masyarakat bisa teratasi.

"Semakin landai atau turun virusnya semakin baik kesehatan masyarakatnya. Insyaallah UMKM-nya akan semakin tumbuh ekonomi," imbuh dia.

Kepala Biro Perekonomian Sekda Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar meminta para pelaku UMKM tidak patah semangat karena pemerintah ada di belakang. Menurutnya jika belum tersentuh pemerintah, lebih karena ada skala prioritas. Ia memastikan Pemprov Jabar berkomitmen UMKM harus tumbuh karena 96% ekonomi Jabar digerakkan UMKM.

"Kami terlebih dahulu membantu UMKM yang paling terdampak pandemi dan bertahap kepada UMKM lain," ujarnya.

Edukator Wirausaha Didiet Maulana berharap pemerintah melanjutkan program peningkatan ilmu dan kemampuan. Menurutnya ada kisah yang mengajarkan untuk menolong orang tidak dengan memberi ikan sebab itu hanya sementara, melainkan membantu dengan mengajari ikan.

"Memberi ikan hanya bisa menolong satu hari saja. Tapi ajari mencari ikan, berarti kita membantu memberi makan seumur hidup," tuturnya.

Salah satu pelaku UMKM, Ayu Oktarini mengatakan tidak hanya modal yang dibutuhkan, melainkan juga pelatihan yang mudah dipraktekkan. Salah satu pelatihan yang dibutuhkan menurutnya adalah tentang manajemen.

"Karena kadang pelaku usaha setelah diajari bagaimana membuat sebuah kreasinya, kadang tidak menguasai manajemen, bagaimana kelola uang dan sebagainya," katanya.




(akd/hns)

Hide Ads