BUMN Keroyokan Genjot Produksi Padi di Banyuwangi

BUMN Keroyokan Genjot Produksi Padi di Banyuwangi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 30 Mei 2021 22:29 WIB
Sawah di Sukabumi
Foto: Istimewa
Jakarta -

Tanam perdana program Agro Solution berlangsung di lahan sawah seluas 42 hektar di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (30/5/2021). Program ini adalah program pertanian yang bekerjasama dengan sejumlah perusahaan pelat merah.

Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero), Panji Winanteya Ruki, menyebutkan bahwa Agro Solution adalah program inisiatif Pupuk Indonesia untuk meningkatkan produktivitas petanian melalui penyediaan input pertanian komersial (pupuk, benih, dan pestisida), akses permodalan, kepastian pengambilan hasil panen (off take), hingga asuransi pertanian.

"Melalui anggota holding kami, yaitu Pupuk Kaltim, kami bekerjasama dengan pemerintah daerah dan hingga kini telah merealisasikan program Agro Solution seluas 134 hektar pada lahan sawah di Banyuwangi," ujar Panji dalam keterangan tertulis, Minggu (30/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program ini, lanjut Panji, tersebar di sejumlah desa di Banyuwangi, seperti Desa Karang Sari, Kecamatan Sempu (100 hektar), Desa Gladag (20 hektar) dan Desa Bubuk (4 hektar), Kecamatan Rogojampi, serta Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat (10 hektar).

"Adapun akses permodalan disediakan oleh BNI, off-taker dari BUMDes Jenggirat Tangi dan Pertani, asuransi oleh Jasindo, sedangkan pengawalan budidaya dan teknologi pertanian dari Pupuk Kaltim," jelas Panji.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Panji menjelaskan bahwa hingga April 2021 realisasi program Agro Solution telah mencapai 18,5 ribu hektar atau 74% dari target 25 ribu hektar.

Program Agro Solution berdasarkan uji coba pada tanaman padi di Jember, Banyuwangi, Bima, Dompu, Ponorogo, Magetan, dan Madiun, petani binaan program Agro Solution berhasil meningkatkan produktivitas tanamannya, dari rata-rata 6,28 ton menjadi 9,73 ton per hektar, atau meningkat sekitar 55%.

Dengan demikian, walaupun ada tambahan sedikit biaya untuk menggunakan pupuk komersial, namun hasil produktivitas yang didapat juga cukup signifikan. Sehingga tambahan biaya operasional input pertanian dapat tertutupi dengan tambahan pendapatan dari peningkatan hasil panen.

"Jadi melalui program ini kami ingin mendukung program ketahanan pangan nasional, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sekaligus mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk subsidi," ujar Panji.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan, pemerintah daerah sedang berupaya di meningkatkan pendapatan agar daya beli masyarakat kembali membaik. Ipuk menyebutkan bahwa kegiatan tersebut adalah bentuk inovasi di bidang pertanian yang untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

"Mudah-mudahan program Agro Solution bisa terus berkembang, dan jika di sini berhasil mungkin bisa dibawa ke desa-desa selanjutnya," ujar Ipuk.

(acd/dna)

Hide Ads