Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut jika pemerintah menargetkan perekonomian harus tumbuh lebih tinggi seperti sebelum krisis.
Dalam Rapat Kerja di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI hari ini, paparan Bappenas menyebutkan jika pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mencapai 6% pada 2022.
"Ekonomi Indonesia harus tumbuh tinggi untuk mengembalikan pada trajectory Produk Domestik Bruto (PDB) sebelum krisis," tulis bahan paparan Bappenas di ruang rapat Banggar DPR RI, Senin (31/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan dalam RAPBN 2022 proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2-5,8%. Jika pertumbuhan tidak mencapai 6%, maka sulit untuk mengembalikan perekonomian seperti sebelum krisis.
Kemudian jika tidak melakukan redesain transformasi ekonomi, maka dari perhitungan Bappenas, pendapatan per kapita Indonesia akan disalip oleh Filipina pada tahun 2037 dan oleh Vietnam pada tahun 2043.
Selain itu dampak lainnya, apabila transformasi ekonomi tidak didesain ulang, maka tingkat produktivitas atau total factor productivity akan terus menurun dan terendah di kawasan Asia.
Dalam Raker yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi akan semakin kuat. Bahkan, dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN 2022 pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2-5,8% tahun depan.
Di tahun 2021, perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di rentang 4,5-5,3%. Sri Mulyani mengatakan angka-angka ini ditetapkan pemerintah dengan mencerminkan optimisme arah pemulihan ekonomi dan adanya potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi dari reformasi struktural.
(kil/ara)