Akhir pekan lalu pemegang saham Telkomsel melakukan penyegaran manajemen. Pucuk pimpinan Telkomsel yang awalnya dipegang Setyanto Hantoro beralih ke Hendri Mulya Syam. Sementara, Mohamad Ramzy diangkat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko menggantikan Leonardus Wahyu Wasono.
Selain itu. Pemegang saham juga mengangkat Adiwinahyu Basuki Sigit sebagai Direktur Sales menggantikan Hendri Mulya Syam. Peralihan ini efektif berlaku 28 Mei 2021.
Co Founder Jarvis Asset Management Kartika Sutandi CFA menilai penyegaran manajemen ini sebagai suatu yang lazim dilakukan oleh pemegang saham. Tujuannya selain kebutuhan organisasi, objektif lain seperti mewujudkan rencana perseroan untuk bertransformasi menjadi perusahaan digital telco terkemuka di Indonesia dapat segera terwujud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti kita ketahui bersama, saat ini Telkomsel tengah bertransformasi untuk menjadi digital telco terkemuka di Indonesia. Demi menuju mimpi tersebut, perseroan membutuhkan penyegaran organisasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/6/2021).
Selain itu, kata dia, perseroan juga akan memperkuat kolaborasi bersama para pemangku kepentingan, mulai dari penyedia infrastruktur dan teknologi, produsen perangkat, penyedia platform aplikasi, pemerintah, serta masyarakat.
"Penyegaran manajemen yang dilakukan pemegang saham merupakan suatu kebutuhan organisasi guna mencapai objektif perseroan. Dengan pergantian ini saya semakin yakin manajemen Telkomsel akan semakin solid dan terus melakukan inovasi dengan terus melakukan kolaborasi untuk mengembangkan serta memperkuat bisnis konektifitas," jelasnya.
"Selain itu saya yakin manajemen yang baru tetap akan terus mengembangkan ekosistem digital lainnya, sehingga penyegaran ini akan semakin membuat Telkomsel fokus mewujudkan cita-citanya bertransformasi menjadi digital telco," imbuh Kartika.
Saat ini baik Telkom dan Telkomsel tengah berupaya untuk meningkatkan value perusahaan melalui beberapa langkah strategis. Langkah tersebut meliputi aktivitas inorganik seperti meningkatkan core bisnis konektivitas yang selama ini sudah digeluti. Selain itu, perseroan juga tengah melakukan unlocking aset-aset yang belum tervaluasi secara optimal.
Adapun yang saat ini tengah digalakkan oleh Telkom dan Telkomsel adalah berinvestasi, mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan rintisan (startup company). Perseroan juga tengah berinvestasi atau menjalin partnership dengan perusahaan lainnya.
Kartika menegaskan bahwa investasi Telkomsel di Gojek beberapa waktu lalu sudah sangat tepat. Gojek merupakan perusahaan yang sudah jadi dan terbukti aplikasinya dipergunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Terlebih lagi ketika pandemi COVID-19 masih berlangsung. Masyarakat Indonesia sangat tergantung pada aplikasi digital seperti Gojek. Apalagi setelah Gojek dan Tokopedia sudah mengumumkan membentuk GoTo. Nilai tawar dan posisi Telkomsel akan semakin kuat ketika terbentuknya GoTo.
"Posisi investasi Telkomsel di Gojek saat ini sangat strategis. Terlebih lagi ketika Gojek dan Tokopedia membuat GoTo. Sekarang siapa yang tak pernah pakai Gojek, GoFood dan Tokopedia. Aplikasi tersebut dipergunakan oleh masyarakat setiap hari. Gojek dan Tokopedia merupakan perusahaan digital yang sudah terbukti berhasil. Bahkan aplikasi tersebut sudah menjadi part of lifestyle masyarakat Indonesia yang modern. Jadi Gojek dan Tokopedia bukan perusahaan kaleng-kalengan," ungkap Kartika.
Lebih lanjut, Kartika menilai investasi Telkomsel di Gojek akan semakin strategis ketika GoTo mulai mengembangkan GoFinance. Ketika GoTo mulai mengembangkan GoFinance, maka value dari investasi Telkomsel di Gojek akan semakin meningkat.
"Cepat atau lambat saya yakin GoTo akan menjalankan GoFinance ini. Daging dari investasi di Gojek ada di GoFinance. Telkomsel yang berhasil menempatkan dananya di Gojek sangat hoki. Tak semua orang bisa mendapatkan hoki seperti Telkomsel yang berinvestasi di Gojek," ungkap Kartika.
Kartika percaya betul investasi Telkomsel di Gojek ini akan sangat berdampak positif terhadap value Telkom dan Telkomsel. Ini memperkuat posisi perseroan untuk menjadi perusahaan digital telco di Indonesia.
"Value yang lebih terhadap Telkomsel ini tentu akan berdampak terhadap saham Telkom. Setiap perkembangan positif terhadap Telkomsel akan memberikan dampak kenaikan harga saham Telkom," pungkasnya.
(akd/hns)