Intinya, kata dia, pemerintah harus menentukan sikap akan dibawa ke mana Garuda. Ada banyak pilihan, apakah tetap menjadi maskapai besar dengan banyak rute tapi tetap risiko rugi. Kemudian, menjadi maskapai yang mencari untung seperti halnya swasta.
"Atau tengah-tengah, tetep sangat profit oriented tapi masih bisa mengembani beberapa tugas yang diberikan negara misalnya buka rute, untuk kepentingan diplomatis politis," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pemerintah harus tegas memilih. Dia bilang, jika arahnya tidak jelas maka Garuda akan tetap seperti ini meski direstrukturisasi.
"Kalau menurut saya, kalau memang posisi tengah, ya udah ambil jalan tengah, maskapai ini harus untung, untungnya harus cukup untuk bisa mengembani tugas-tugas yang tadi. Ya kita harus jujur Garuda buat apa," ujarnya.
Sementara, Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan, penyehatan Garuda tergantung dari niat pemerintah. Dia mengatakan, jika hanya murni bisnis maka Garuda akan gulung tikar. "Niat untuk pertahankan atau bikin baru," katanya lewat pesan singkat.
Dia mengatakan, jika pemerintah merasa Garuda masih dibutuhkan untuk instrumen kebijakan, maka Garuda bisa dipertahankan.
"Bisa dengan suntik modal atau cairkan sebagian sahamnya kepada publik atau konversi sebagian utang (terutama utang kepada Pertamina & BUMN lainnya) menjadi saham," katanya.