Dulu Laris Banget, Kini Penjualan Sepeda Mulai 'Lelah'

Dulu Laris Banget, Kini Penjualan Sepeda Mulai 'Lelah'

Soraya Novika - detikFinance
Sabtu, 05 Jun 2021 14:30 WIB
Recycle menerima pengerjaan restorasi berbagai macam sepeda, mulai dari sepeda lipat, road bike, mtb hingga sepeda lawas.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Aktifitas bersepeda atau gowes sempat menjadi tren di awal-awal pandemi COVID-19 pertengahan tahun 2020. Akan tetapi, kini tren ini tampaknya mulai ditinggalkan. Hal itu diakui oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo.

Menurut Eko, penurunan tren itu bisa dilihat dari permintaan akan unit sepeda tahun ini yang tak sebanyak tahun lalu.

"Demand masih tetap ada walaupun tidak sebesar sebelumnya," ujar Eko kepada detikcom, Sabtu (5/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko memberi gambaran, tahun 2020 lalu para pengusaha punya ekspektasi permintaan mencapai 7-8 juta unit sepeda setahun. Akan tetapi, untuk tahun 2021 ini, ada penurunan ekspektasi menjadi hanya 5 jutaan unit per tahun. Sedangkan, stoknya bisa lebih daripada itu alias bisa terjadi oversupply sepeda.

"Kalau terjual, ekspektasi kita tidak akan lebih dari 5 jutaan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Penurunan permintaan terjadi, kata Eko karena aktivitas masyarakat kini sudah mulai berjalan normal seperti sebelum pandemi.

"Sekarang ini kan sudah berjalan, aktivitas masyarakat sudah mungkin 70% lah ya sudah kembali normal, nah ini sehingga mengurangi demand sepeda sendiri di pasar," katanya.

Lanjut halaman berikutnya.

Selain itu, masyarakat lebih melek terhadap harga di pasaran dan lebih memilih harga yang lebih murah ketimbang mengikuti tren semata. Sebelumnya, karena permintaan yang melonjak tajam, harga sepeda dibuat melambung tinggi dari modalnya dan saat itu masyarakat cenderung tak ambil pusing soal harga.

"Juga daya beli, yang awalnya masih ada spare dan orang masih berharap ekonomi akan pulih dan sebagainya sehingga mereka belanja, tapi lama-lama ke sini sudah mulai turun dan mulai daya beli masyarakat di bawah itu sudah mencari harga yang, ya udah price sensitive lah," ucapnya.


Hide Ads