.webp)
Bisnis warung makan indomie (warmindo) dan bubur kacang ijo (burjo) di tangan Heru Setiawan menjadi tidak biasa. Dia menciptakan konsep itu menjadi lebih kekinian dan modern.
Pria yang akrab disapa Kang Ghobank itu kini memiliki enam cabang warmindo dan burjo di Yogyakarta. Dengan menu sederhana dan harga yang ramah di kantong, dia ingin menciptakan konsep yang nyaman seperti di kafe.
"Warmindo pada umumnya cuma buat makan, lalu orang pergi. Saya pengin orang nggak cuma makan, tapi nongkrong, ngerjain tugas. Makanya saya buat tempat yang bagaimana senyaman mungkin, kita hadirkan WiFi, live music akustikan, agar ketika habis makan mereka nyaman ngerjain tugas atau apa," katanya dalam program d'Mentor detikcom, Rabu (9/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kang Ghobank menyebut ke depannya akan terus berinovasi dengan membuat bisnis warmindo dan burjo berkonsep drive thru atau menyediakan layanan untuk dibawa pulang tanpa perlu turun dari kendaraan. Menurutnya, bisnis ini tidak akan pernah mati selama masih ada mahasiswa.
"Bagaimana caranya yang namanya kita berwirausaha jangan monoton, harus selalu berinovasi. Ke depan saya akan berinovasi membuat warmindo atau burjo tapi konsepnya seperti McD ada drive thru-nya karena pada hakikatnya konsumen kita banyak yang pakai mobil juga kalau makan di tempat kurang bagaimana gitu jadi saya akan berinovasi itu," tuturnya.
Sayangnya inovasinya itu harus tertunda karena adanya pandemi COVID-19. Selain itu juga dibutuhkan modal yang besar untuk merealisasikan hal tersebut.
"Sekarang belum terlaksana karena masih pandemi juga dan kita masih persiapan modal karena kalau dengan sistem seperti itu modalnya juga agak lumayan besar. Saya pengin keluar dari zona nyaman, saya pengin warmindo dan burjo dipandang dengan baik," tuturnya.
(aid/fdl)
