Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaruh perhatian terhadap perpajakan Internasional. Termasuk munculnya orang kaya di Amerika Serikat (AS) yang ternyata banyak mengemplang pajak.
Sri Mulyani menjelaskan tentang bagaimana pihaknya menyusun kebijakan pajak. Tidak hanya melihat tren dalam negeri, namun kondisi Internasional juga menjadi pertimbangan.
"Mungkin bapak-ibu sekalian tadi malam midnight dapat berita karena saya pasti belum tidur kemudian saya baca berita itu bahwa bocor data di AS," katanya dalam raker bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (10/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Para pembayar pajak terkaya dibocorin dan mereka ternyata nggak bayar pajak. Ini menjadi debit yang sangat besar," tambahnya.
Sri Mulyani menyebut APBN perlu disehatkan kembali dengan tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi dan harus dilakukan dengan hati-hati. Meskipun, keputusan yang diambil tidak mungkin bisa memuaskan semua pihak.
"Kita berharap ada forum bersama di mana komisi XI dan kami yok ini lho kondisi APBN, situasi karena COVID seperti ini, ke depan kita mau seperti apa dengan juga kita mempertimbangkan tren Internasional," tuturnya.
Seperti diketahui, laporan ProPublica yang dilansir dari CNBC, menyatakan 25 orang kaya di AS hanya membayar 3,4% dari kenaikan pendapatannya. Hal ini berdasarkan laporan rahasia Internal Revenue Service (IRS), lembaga resmi pemungut pajak di AS.
Beberapa orang terkaya itu termasuk Jeff Bezos, Elon Musk, Warren Buffett, Carl Icahn, Michael Bloomberg, hingga George Soros.
Baca juga: Daftar Bahan Pokok yang Kena Pajak PPN 12% |