Hasil Polling: Banyak yang Setuju Jakarta Lockdown!

ADVERTISEMENT

Polling detikcom

Hasil Polling: Banyak yang Setuju Jakarta Lockdown!

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 22 Jun 2021 16:06 WIB
Beberapa ruas jalan di Ibu Kota yang terdampak pembatasan mobilitas tampak sepi kosong melompong. Beginilah potret Jakarta yang tertidur lebih awal.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Banyak masyarakat yang setuju agar Jakarta lockdown. Wacana ini semula mencuat kala kasus penularan baru virus Corona (COVID-19) di ibu kota melonjak.

Kasus positif COVID-19 yang ditemukan di DKI Jakarta kemarin Senin (21/6) masih bertahan di angka 5.000, tepatnya 5.014 kasus. Data penyebaran COVID-19 di Indonesia dipublikasikan oleh Humas BNPB, Senin (21/6/2021). Berdasarkan data tersebut, kasus Corona yang ditemukan di Jakarta kemarin terbanyak di antara provinsi lainnya.

Berdasarkan polling yang dilakukan detikcom untuk mengetahui pendapat pembaca terkait seruan Jakarta lockdown, hasilnya dari 581 suara, sebanyak 406 orang menyatakan setuju Jakarta lockdown, sedangkan sebanyak 175 orang tidak setuju dengan wacana tersebut.

Lalu, apa saja alasan pembaca setuju Jakarta lockdown? Rata-rata menyatakan laju penyebaran COVID-19 semakin sulit dibendung.

"Setuju lockdown aja 2 minggu. Pandemi udah 1,5 tahun, lihat sendiri kan gimana bebalnya org2 melanggar prokes. Sebagian disiplin jaga diri, sebagian lagi santuy. Percuma dong, gimana memutus penularan? Himbauan ngga mempan. PPKM jg ngga greget. Udah waktunya tegas, ngeri kalau kejadian spt India. Kolaps semuanya," kata pembaca dengan nama I-divine.

"Setuju. Yg penting bisa meredam laju penyebaran virus. ekonomi bisa dipulihkan nanti," tutur monica merlin.

Dengan dilakukan lockdown pembaca berharap laju penularan virus Corona bisa diredam.

"biarlah pahit dulu, diharapakan apabila lockdown maka masalah cepat selesai, daripada gini2 aja, masalahnya berlarut," kata pembaca, Bayu Ajie Nugraha.

"Sudah sepatutnya di lockdown karena penularannya sudah dimana2. Kalau tidak lockdown, fasilitas kesehatan akan kolaps. Ditambah lagi, banyak orang yang sudah meninggal. Lahan-lahan pemakaman sudah sangat terbatas. Jadi, setidaknya lockdown minimal 2 minggu untuk mengurangi laju Covid-19. Dan kalau lockdown, semoga pemerintah bisa mensubsidi masyarakat kurang mampu selama kurun waktu tersebut," ujar Orin8119.

Bagaimana pandangan pembaca yang tidak setuju? klik halaman berikutnya.

Pembaca detikcom yang tidak setuju Jakarta lockdown karena mempertimbangkan dampak ekonomi bagi masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah.

"Berkacalah pada negara negara yg gagal menerapkan lockdown...jangan gegabah krn akibat lockdown akan datang musibah kemiskinan dan kelaparan... Disiplin prokes lah yg harus dibuat ketat dan klo perlu keras sangsinye," kata Puan Dullah.

"yang mau lockdown ya lockdown sendiri aj ma keluarga sendiri jangan ajak ajak orang lain karena yang enak orang yang mampu dan berlebihan ekonomi kalo yg kurang mana mau pemda jakarta menanggung beban ekonomi masyarakat yg banyak...lockdown akan menambah beban ekonomi masyarakat bawah jadi kita tolak lockdown ya," ujar pembaca dengan nama Fathur086.

Pembaca lain menganggap Jakarta lockdown akan percuma jika masyarakatnya tetap tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"⁣Apapun namanya mau Lockdown, PPKM, PSBB, kuncinya : DISIPLIN masyarakat. Selama masyarakat masa bodo gak disiplin yang namanya Lockdown pun akan PERCUMA. Yang penting tegas, pelanggar aturan covid dan prokes ...tangkap buang ke pulau kosong," tutur Kirarab.

"klo masyarakatnya bandel mw (mau) lockdown ampe kiamat ndk (tidak) akan beres dan percuma saja," ujar Agus Santoso.



Simak Video "Corona Menggila, PAN Kembali Usulkan Lockdown Akhir Pekan"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/ang)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT