Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak guna meningkatkan kualitas sekaligus membuka akses pasar bagi UMKM. Kemenkop UKM mengupayakan agar produk UMKM dapat masuk ke rantai pasok dari perusahaan-perusahaan besar.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan sebagaimana amanat Presiden Joko Widodo, inovasi teknologi pada pelaku UMKM perlu ditingkatkan. Dengan begitu daya saing mereka dapat meningkat sehingga bisa masuk ke rantai pasok.
"Dalam UU Cipta Kerja, kita sudah buat ekosistemnya, pengusaha besar diwajibkan bermitra dengan UMKM, dan kita berikan juga stimulus untuk mereka," jelas Teten dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (23/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teten mencontohkan pelaku usaha mikro banyak yang bergerak di sektor pangan. Di pasaran, mereka harus bersaing dengan industri pangan skala besar. Maka, UMKM harus punya daya saing tinggi agar bisa menarik minat konsumen.
Dalam hal pengembangan UMKM, ada berbagai perusahaan dan pihak terkait yang dilibatkan Kemenkop UKM. Salah satunya Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA).
"Para pelaku usaha mikro ini jika harus bersaing dengan usaha skala industri akan kalah kualitasnya, oleh karena itu daya saing dan kapasitasnya harus kita perkuat dan kita hubungkan ke dalam rantai pasok, di sini saya lihat Astra jagonya. Saya mengajak Astra dan YDBA bersama-sama membuat perencanaan, untuk memperkuat UMKM agar masuk ke dalam rantai pasok, seperti ke otomotif, manufaktur, industri makanan dan furniture," jelas Teten.
Teten juga mengajak YDBA untuk membantu meningkatkan transformasi digital UMKM. Tujuannya agar digitalisasi UMKM dapat berjalan cepat.
"Saat ini baru sekitar 21%, atau sekitar 13,5 juta yang terhubung kedalam ekosistem digital, pemerintah menargetkan 30 juta pelaku UMKM di tahun 2024. Saya kira berkolaborasi dengan Astra dan YDBA dapat mempercepat digitalisasi onboarding UMKM," papar Teten.
Ia menambahkan untuk dapat mencapai target tersebut, pemerintah menggandeng berbagai pihak yang memiliki visi dan misi untuk membantu pengembangan UMKM di Indonesia.
"Kami mengapresiasi inisiatif yang telah dilaksanakan oleh Astra dan YDBA ini, yang program-programnya di daerah telah berhasil mengidentifikasi juga produk-produk unggulan daerah," kata Teten.
Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala mengatakan YDBA memiliki semangat untuk selalu berinovasi dan berkolaborasi dalam mengembangkan UMKM di tanah air.
"Kami terus menjalin hubungan baik untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Kementerian Koperasi dan UKM," ungkap Sigit.
Ia menguraikan ada beberapa program kolaborasi yang saat ini sedang berjalan antara YDBA dengan Kemenkop UKM, di antaranya pengembangan 40 UMKM, pelaku industri logam dan bengkel roda-4 di Banyumas, serta pengembangan lokalisasi produk cangkul merah putih di Klaten yang melibatkan 6 UMKM pandai besi yang tergabung dalam Koperasi Industri dan Kerajinan Derap Laju Pande Besi dan Las (Kopinkra 18).
"Tentunya kolaborasi tersebut menjadi kebanggaan bagi kami dan menjadi manfaat yang sangat berarti bagi UMKM binaan kami," cetus Sigit.
Ia menyampaikan kolaborasi yang telah berjalan dengan Kemenkop UKM, menjadi awal bagi YDBA dan Astra untuk terus menjalin kolaborasi yang lebih banyak dan bermanfaat untuk Koperasi maupun UMKM di Indonesia. Terlebih bagi UMKM aktif binaan YDBA yang saat ini berjumlah lebih dari 2.000 UMKM.
"Diharapkan ke depan Program Pembinaan terbaru kami, Program Desa Sejahtera Astra (DSA), dapat menjadi program kolaborasi bersama antara Kemenkop UKM, Astra dan YDBA ke depannya," ungkap Sigit.
(akn/hns)