Ngeri! Begini Akibatnya Kalau Pemerintah Gagal Bayar Utang

Ngeri! Begini Akibatnya Kalau Pemerintah Gagal Bayar Utang

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 25 Jun 2021 11:48 WIB
utang pemerintah indonesia
Foto: Zaki Alfarabi/Infografis
Jakarta -

Masyarakat akan kena imbasnya jika pemerintah sampai tak mampu membayar utang. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah mewanti-wanti terkait kemampuan pemerintah membayar utang tersebut.

BPK menilai utang pemerintah dan biaya bunganya telah melampaui pertumbuhan PDB. Ke depannya kemampuan pemerintah untuk membayar utang disebut makin menurun.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengatakan, jika pemerintah sampai gagal bayar utang, khususnya utang luar negeri maka bisa memicu krisis seperti 1998.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena utang luar negeri kita itu kritis, dan kalau ini merambat sampai ke utang luar negeri, terjadi gagal bayar utang luar negeri maka krisis 1998 akan terjadi, akan memicu krisis moneter, rupiah akan turun," katanya kepada detikcom, Jumat (25/6/2021).

Di tengah pertaruhan pemerintah dalam membayar utang, dampak yang bisa dialami masyarakat atas kondisi itu adalah naiknya pajak, di mana pemerintah bisa saja berupaya menggenjot penerimaan untuk bayar utang melalui instrumen pajak tersebut.

ADVERTISEMENT

"Nah, permasalahannya bagi masyarakat, pertama masyarakat harus bayar pajak lebih tinggi. Terus kedua adalah bahwa ini akan terjadi inflasi," sebutnya.

Tonton Video: BPK: Defisit APBN 2020 Melebar Menjadi Rp 947,7 Triliun dari PDB

[Gambas:Video 20detik]



Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan jika berkaca dari sejarah ada 2 hal yang berpotensi dilakukan pemerintah ketika kepepet untuk membayar utang, yaitu mencetak uang dan jual aset negara.

Jika cetak uang sampai dilakukan pemerintah, seperti yang dilakukan di zaman Presiden Soekarno melalui Bank Indonesia, yang bisa terjadi adalah inflasi naik tinggi. Semakin banyak uang dicetak semakin tinggi pula inflasinya.

"Makanya zaman Pak Karno itu inflasi itu sampai 600% atau naik 6 kali lipat," ujarnya.

"Dampaknya akhirnya apa? akhirnya orang pada panik kan, 'nanti kita beli barang makanan bagaimana' itu akhirnya terjadi krisis multidimensional, nanti orang-orang akan menjarah, kriminalitas naik, ya wajar karena pendapatan masyarakat nggak nutup lagi pengeluarannya," tambah Dzulfian.


Hide Ads