PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) mencatat pada semester 1 tahun 2021 realisasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) naik 54,3% jika dibandingkan pada semester 1 tahun 2020. Hingga Juni 2021, PT PELNI telah menyalurkan dana TJSL sebesar Rp 2.053.118.036 untuk program Pendanaan UMK dan Program Bantuan lainnya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PT PELNI Ony Suprihartono menyampaikan bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN PER-05/MBU/04/2021 tanggal 8 April 2021, Perusahaan menyalurkan dana program PUMK sebanyak Rp 690 juta kepada 16 pelaku UMK yang terdiri dari sektor perdagangan, industri, perikanan dan peternakan. Sedangkan untuk Program Bantuan lainnya, perusahaan telah menyalurkan dana sebanyak Rp 1.363.118.036.
"Jika dibandingkan pada semester 1 tahun 2020, kinerja TJSL Perusahaan naik 54,3% atau naik sebanyak Rp 722.626.788 dengan total penyaluran dana TJSL sebanyak Rp 1.330.491.248. Dana yang disalurkan pada tahun 2020 difokuskan untuk membantu penanganan Pandemi Covid-19 terutama bantuan-bantuan alat kesehatan dan kegiatan pembangunan berkelanjutan lainnya," tuturnya, Jumat (2/7/2021).
Ony mengatakan, perusahaan komitmen untuk berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga lingkungan hidup secara berkesinambungan.
"Di samping kami terus meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, kami juga diberi amanat oleh Pemerintah melalui program TJSL sebagai bentuk tanggung jawab Perusahaan pada masyarakat dan lingkungan," ungkap Ony.
Program TJSL PT PELNI dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN berdasarkan pilar utama sosial, lingkungan, ekonomi, hukum dan tata kelola. "Keempat pilar ini menjadi acuan kami dalam pelaksanaan program TJSL dengan tetap memperhatikan SDGs untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan dan pemangku kepentingan mendapatkan manfaatnya," tutur Ony.
Pelaksanaan program TJSL Perusahaan dibagi menjadi Program Pendanaan UMK dan Program Bantuan lainnya. Program PUMK yang dilaksanakan oleh Perusahaan tidak hanya memberikan pinjaman dana, melainkan melakukan pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan. Harapannya adalah dapat mengoptimalkan kompetensi UMK sehingga dapat bersaing dan mengembangkan industrinya.
"Di masa pandemi Covid-19 ini diharapkan para pelaku UMK dapat mengolah dana kemitraan dengan baik untuk mengembangkan usahanya. Kami juga berikan pelatihan-pelatihan untuk pelaku UMK agar mereka siap bersaing, terutama dalam memperluas pangsa pasarnya," jelas Ony.
Sedangkan penyaluran dana untuk Program Bantuan lainnya pada semester 1 tahun 2021 ini difokuskan untuk program pelestarian alam terumbu karang dan rumah kelola sampah (RKS), bencana alam, sarana dan prasarana umum seperti pembuatan sumur dan MCK, sarana ibadah, serta program kemasyarakatan lainnya.
Ony menambahkan, pada tahun 2021 ini Perusahaan juga telah meresmikan Rumah Kelola Sampah (RKS) Kampung PELNI Baubau di Kelurahan Kadolokatapi, Kecamatan Wolio, Baubau, Sulawesi Tenggara pada Rabu (9/6). Kampung RKS sebagai program bantuan kemasyarakatan diharapkan bisa membangun kemandirian masyarakat dengan memberi nilai tambah dari sampah rumah tangga menjadi barang bernilai jual. Disamping bermanfaat untuk masyarakat pembangunan RKS juga memberikan dampak kemudahan bagi PELNI dalam menangani pengelolaan sampah yang dihasilkan dari kapal-kapal penumpang.
"Selain pembangunan RKS dan pelestarian terumbu karang, rencananya Perusahaan akan membangun Kampung Nelayan PT PELNI. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman serta untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya nelayan," tambah Ony.
(fdl/fdl)