Saat ini investor semakin teliti dalam memilah-milah instrumen investasi di pasar modal, dan semakin peduli terhadap emiten yang memprioritaskan konsep keberlanjutan (hijau) yang dapat berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan di masa depan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investasi berbasis lingkungan selama enam tahun terakhir telah terjadi tren peningkatan secara eksponensial. Investasi pada emiten dengan profil unsur lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) juga menjadi fokus para investor milenial.
Kita tahu bahwa pertumbuhan investor muda atau kaum milenial sangat signifikan. Hingga Juni 2021, investor di pasar modal Indonesia tercatat jumlah investor sebanyak 9,33 juta. Jumlah investor tersebut bertambah dibandingkan akhir tahun 2020 sebanyak 3,87 juta investor atau naik 56% dari akhir tahun 2019. Investor saham terjadi kenaikan menjadi 2,4 juta. Mayoritas atau 70% investor saham adalah kaum milenial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi saham dewasa ini juga banyak diminati kalangan anak muda, baik generasi milenial maupun generasi Z (gen Z). Peningkatan itu makin tinggi selama pandemi COVID-19 berlangsung sejak awal 2020.
Banyak generasi milenial mulai menyadari pentingnya investasi saham sejak dini. Bukan hanya sejak duduk di bangku kuliah, ada juga investor yang sudah mulai berinvestasi saham sejak tamat SMA/SMK. Prinsip ini tentu baik, karena pada dasarnya investasi saham sebaiknya dilakukan sejak dini. Tentunya harus dibarengi dengan peningkatan literasi keuangan.
"Minat masyarakat dewasa ini terhadap investasi khususnya di kalangan anak muda semakin tinggi. Karenanya diperlukan suatu keputusan yang tepat untuk memilih jenis saham yang cocok, aman, dan prospek" ujar Dosen Program Studi Manajemen Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan, Ardi Gunardi, Senin (12/7/2021).
Generasi muda dapat menjadi pihak yang mendorong implementasi konsep keberlanjutan lebih luas lagi dengan berinvestasi pada perusahaan atau proyek dengan berbasis ramah lingkungan.
Berbagai hasil riset menganjurkan jenis investasi ini juga menguntungkan secara finansial dalam jangka panjang. Emiten yang mempraktikkan nilai-nilai ESG mampu mencatatkan kinerja keuangan yang jauh lebih unggul dibanding emiten yang tidak menerapkannya.
Para investor muda sekarang lebih mudah untuk memilih instrumen investasi dengan konsep keberlanjutan, karena telah banyak pilihan di pasar modal.
Meningkatnya kesadaran dan wawasan akan ESG di kalangan emiten dan investor pasar modal mendorong BEI meluncurkan indeks baru, IDX ESG Leaders, pada pertengahan Desember silam.
IDX ESG Leaders adalah indeks yang mengukur kinerja harga saham dengan penilaian ESG yang bagus, tidak terlibat kontroversi signifikan, serta memiliki likuiditas transaksi dan kinerja keuangan yang baik. IDX ESG Leaders bukan satu-satunya indeks saham berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Di bursa domestik juga ada indeks SRI-KEHATI (Sustainable and Responsible Investment - Keanekaragaman Hayati) yang diluncurkan pada Juni 2009 atas kerja sama BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati). Jika IDX ESG Leaders berisi 30 saham, maka SRI-Kehati terdiri atas 25 saham.
Kedua indeks saham ini isinya emiten top semua, terdiri dari saham-saham perusahaan yang berkomitmen tinggi untuk menerapkan praktik terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola emiten dalam penerapan investasi berkelanjutan di Indonesia.
Kalau kita mengasumsikan bahwa kesuksesan bisnis berkaitan erat dengan kelestarian alam dan tanggung jawab sosial perusahaan, maka saham-saham dalam IDX ESG Leaders maupun SRI-KEHATI memiliki prospek jangka panjang yang jauh lebih cemerlang.
Hasil riset pada 2014 menunjukkan, di mana 88% pelaku usaha yang menampilkan praktik ESG yang baik, memiliki kinerja operasional dan keuangan bagus. Selain itu, bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa atau emiten, 80% menikmati kenaikan harga saham, karena komitmennya menerapkan konsep ESG yang baik dan benar.
Indeks SRI-KEHATI menghasilkan return sebesar 173,66 persen, lebih tinggi dibandingkan IHSG dan indeks LQ45 yang masing-masing menghasilkan return 148,57 persen dan 103,59 persen periode 30 Desember 2009 hingga 30 Desember 2019.
"Misalnya bagi pelajar atau mahasiswa, jika kesehatan dan kesejahteraan adalah nilai utama bagi kamu, salah satu strategi yang mungkin adalah menghindari investasi di perusahaan yang membuat minuman beralkohol, produk tembakau, atau merusak lingkungan. Dengan kata lain, menggunakan uang kamu dengan perusahaan yang berusaha membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik," ujar Ardi yang juga Pengampu Mata Kuliah Manajemen Investasi dan Portofolio.
Bagaimanapun juga, saat ini investasi di saham tidak hanya melulu mencari keuntungan semata. Dengan menggabungkan pilihan terhadap Indeks IDX ESG Leaders maupun SRI-KEHATI dengan Value Investing, investor akan mendapatkan emiten berfundamental bagus dengan harga undervalued. Juga mendapatkan emiten yang sadar lingkungan, peduli terhadap sosial, dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
"Pada intinya, investasi ESG adalah tentang mempengaruhi perubahan positif dalam masyarakat dengan menjadi investor yang lebih baik," ujar Ardi yang juga Editor-in-Chief Indonesian Journal of Sustainability Accounting and Management.
Jadi selain investor mendapatkan keuntungan di pasar saham, juga mengampanyekan lingkungan dan sosial agar menjadi lebih baik lagi. Menarik bukan?
Nah, tunggu apalagi, apakah kamu sebagai investor pelajar tertarik untuk berinvestasi pada emiten-emiten yang terbukti memiliki tanggung jawab sosial terbaik? Indeks IDX ESG Leaders maupun indeks SRI-KEHATI dapat dijadikan referensi untuk koleksi saham yang akan masuk dalam portofoliomu, di samping indeks saham lainnya. Selamat berinvestasi!
(Program Studi Manajemen Bisnis, Universitas Pasundan/ads)