Merajut Mimpi RI Ciptakan Sistem Pariwisata Cerdas Masa Depan

Merajut Mimpi RI Ciptakan Sistem Pariwisata Cerdas Masa Depan

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 13 Jul 2021 22:12 WIB
Ini adalah render desain stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung.
Ilustrasi/Foto: Dok. KCIC
Jakarta -

Salah satu elemen yang paling penting berperan dalam pengembangan pariwisata adalah kemajuan transportasinya. Tanpa transportasi yang baik, maka potensi pariwisata sebuah daerah akan sulit dikembangkan.

Hal inilah yang menjadi dasar implementasi sistem transportasi cerdas untuk pariwisata Indonesia yang akan dikembangkan oleh Intelligent Transport System (ITS) Indonesia. ITS Indonesia digandeng oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membangun sistem transportasi cerdas bersama para pelaku industri, akademisi, lembaga pemerintah, dan masyarakat demi menyediakan layanan dan ekosistem transportasi yang aman dan nyaman.

"Transportasi adalah backbone dari pariwisata. Tanpa transportasi, pariwisata akan sulit berkembang," kata Presiden ITS Indonesia William Sabandar dalam webinar What A Wonderful Indonesia: Integrating Intelligent Transport and Tourism' beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya, ITS akan mengintegrasikan pemberian informasi kepada pengunjung wisata terhadap cara transportasi yang paling efisien saat berwisata.

"Mulai dari transportasi, hotel, restoran, tempat wisata, souvenir, supermarket. Intelligent transport harus menjadi bagian yang signifikan dalam membawa kembali kebangkitan pariwisata Indonesia dan ekonomi kreatif," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Hal ini diamini oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Dalam acara yang sama, Sandi bilang sistem transportasi yang cerdas penting untuk mendukung 5 destinasi wisata super prioritas yang saat ini dikembangkan pemerintah.

"Kalau nggak integrasi, kita nggak akan ciptakan destinasi yang berkualitas dan pengalaman yang memorable, unforgettable, dan magical. Dan kita nggak akan mendapat keberlanjutan lingkungannya. Transportasinya harus mumpuni dan berkelanjutan," katanya.

Salah satu contoh keberhasilan pengembangan sistem transportasi cerdas dilakukan oleh Korea Selatan. Korsel berhasil mengembangkan metodologi dan strategi mengurangi lalu lintas secara efektif lewat digitalisasi.

Hampir semua kota di Korea direkam dalam video. Lebih dari 9 juta kamera pengintai beroperasi di jalan-jalan sampai stasiun kereta bawah tanah. Jika kecelakaan terjadi, mereka secara otomatis mengambil gambar dan mempostingnya di media sosial dan berita dan memberikan warga rute alternatif, yang juga berfungsi sebagai alat untuk mengarahkan kembali lalu lintas mobil ke kereta bawah tanah atau bentuk transportasi umum lainnya.

Nah dalam pariwisata, nantinya seluruh daerah tujuan wisata diharapkan dapat terhubungkan dan memanfaatkan platform sistem transportasi dan pariwisata cerdas yang dikembangkan ITS Indonesia. ITS akan menunjang pengembangan dan aksesibilitas destinasi wisata

ITS akan membangun sistem kecerdasan yang mengurangi ketidakpastian perjalanan bagi wisatawan, meningkatkan keamanan perjalanan orang dan barang, meningkatkan efisiensi kerja pelayanan untuk operator perjalanan, dan meningkatkan efisiensi bagi pengguna moda transportasi.

Pada akhirnya kepadatan lalu lintas diharapkan bisa berkurang, mengurangi waktu perjalanan, meningkatkan keselamatan, meningkatkan kualitas lingkungan, dan produktivitas ekonomi bisa melejit.

"Kita ingin kolaborasi ini mampu menciptakan measurable tangible outcome dalam 2-3 tahun ke depan. Saya berharap pemikiran-pemikiran ini ada yang bisa executable sehingga kita punya quick win, ada something yang bisa kita deliver. Sifatnya pilot, tapi jadi langkah utama," kata Sandi.

Department Head of Research ITS Indonesia Yossyafra mengatakan Indeks Daya Saing Perjalanan dan Pariwisata Dunia (TTCI) Indonesia saat ini ada di ranking 40. Angka tersebut adalah capaian yang baik jika dibandingkan posisi 2008 yang ada di urutan 80.

Meski demikian, masih ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki Indonesia. Di antaranya masalah keselamatan, keamanan, kesiapan ICT (internet, communication, and technology), dan sub indeks infrastrukturnya.

"Tantangan implementasinya mengintegrasikan pengelolaan data, integrasi kelembagaan dan regulasi, integrasi aplikasi, integrasi jaringan antarmoda, dan pembangunan SDM," jelasnya.

Urusan keberlanjutan lingkungan, salah satu kolaborasi dengan pelaku industri yang telah dilakukan dalam membangun sistem transportasi cerdas adalah pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik di Indonesia oleh Grab. Hingga 2020, Grab Indonesia telah mengoperasikan 5.000 kendaraan berbasis listrik yang telah mengantarkan lebih dari 2 juta pemesanan.

Managing Country Director Grab Indonesia mengatakan, hal ini telah mengurangi 350 ribu ton CO2 berkat kendaraan bebas emisi tadi. Ini adalah salah satu elemen transportasi cerdas yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Hingga 2025, Grab menargetkan pengoperasian 26 ribu KBL yang tentunya akan semakin mengurangi kontribusi emisi karbon CO2 terhadap lingkungan.

Namun demikian, para pelaku industri juga mengaku masih membutuhkan dukungan dari pengambil kebijakan agar mendapatkan kepastian keberlanjutan pengembangan kendaraan listriknya di Tanah Air.

Misalnya kekhawatiran biaya pembelian kendaraan listrik mulai dari produksinya, pajak impornya, lalu biaya parkirnya, dukungan teknisinya, jaringan pengisian dayanya, hingga insentif pengembangan dan standarisasi baterai.

Pengembangan sistem transportasi dan pariwisata cerdas disambut baik oleh masyarakat. Kadek Arini sebagai penikmat wisata yang juga menjadi travel influencer berharap pengembangan ITS di Indonesia bisa memperbanyak informasi pariwisata daerah di Indonesia dan memperbaiki layanan transportasinya seperti penyediaan fasilitas shuttle bus dari bandara ke pusat kota.

"Harapannya destinasi wisata yang terintegrasi di Indonesia nantinya dapat bersaing di kancah internasional," kata Kadek.


Hide Ads