Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bertemu dengan sejumlah menteri Singapura dan menghasilkan sejumlah komitmen antara kedua negara. Misalnya dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, Pemerintah Singapura menegaskan komitmen negaranya untuk membangun kerja sama ekonomi dan terus berinvestasi di Indonesia.
"PM Singapura menyatakan iklim berusaha di Indonesia sudah semakin baik, sehingga Pemerintahnya terus mendorong pengusaha Singapura untuk berinvestasi di Indonesia," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (13/7/2021).
Airlangga menjelaskan dalam pertemuan tersebut juga ditegaskan komitmen kedua negara untuk bersama-sama mengembangkan energi hijau. Pemerintah Singapura akan segera meresmikan pembangkit listrik tenaga Surya terapung di Singapura dengan kapasitas 60 MW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu Pemerintah Singapura juga mendukung pengembangan Kawasan Industri Kendal yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong pada 2016 silam. Kawasan Industri Kendal merupakan ikon kerja sama bilateral antara Indonesia dan Singapura dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Industri Prioritas.
Diungkapkan Airlangga, PM Lee Hsien Loong juga mengapresiasi keputusan Pemerintah Indonesia yang menetapkan Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, karena keputusan ini akan semakin mendorong investasi Singapura ke Indonesia. Bahkan dari Batam akan bisa dibangun IT Center yang andal dan melatih tenaga-tenaga terampil di bidang digital.
Sementara dalam pertemuan terpisah dengan Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Airlangga membahas potensi kerja sama di antara kedua negara yang dapat menjadi modal untuk bisa keluar dari pandemi COVID-19. Berbagai tantangan global juga diselesaikan dengan meningkatkan kolaborasi di antara kedua negara.
Airlangga menyebut Wakil PM Singapura meyakini Indonesia akan segera pulih karena memiliki perekonomian kuat yang didukung oleh sumber daya mumpuni untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Airlangga menerangkan perekonomian Indonesia akan bisa tumbuh positif di kisaran sekitar 3% pada tahun ini karena didukung oleh konsumsi dalam negeri Indonesia yang masih kuat serta ekspor yang juga masih bisa tumbuh baik pada tahun ini.
Indonesia juga diuntungkan dengan harga produk pertanian, perkebunan dan pertambangan yang cukup baik. Harga komoditas juga baik, termasuk produk pertambangan seperti tembaga dan emas. Selain itu, pertemuan Airlangga dan Wakil PM Heng Swee Keat juga membahas upaya penanganan COVID-19 terutama terkait penyebaran virus varian Delta yang memang menular dengan sangat cepat.
"Pemerintah Indonesia berupaya keras mengendalikan penyebaran virus COVID-19 varian ini, dengan mempercepat program vaksinasi. Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar vaksinasi bisa mencapai satu juta per hari, untuk kemudian ditingkatkan menjadi dua juta suntikan per hari," ungkap Airlangga.
Untuk mencapai target yang ditetapkan oleh Presiden itu, semua tenaga kesehatan akan dikerahkan, termasuk petugas medis dari TNI dan POLRI. Pemerintah Indonesia memperkirakan pada akhir tahun 2021 atau paling lambat kuartal pertama tahun depan, sekitar 181 juta orang penduduk Indonesia akan selesai divaksinasi.
Dalam pertemuan itu juga dibahas mengenai kemungkinan persiapan travel bubble khususnya untuk Batam, Bintan, dan Bali. Ketika kondisi sudah memungkinkan, diharapkan ketiga daerah itu bisa menggerakkan kembali pariwisatanya. Pemerintah Indonesia sendiri berupaya untuk mempercepat vaksinasi di ketiga daerah tersebut, yang saat ini sudah mencapai sekitar 60 persen.
Bertemu Menteri Senior Singapura Tharman Shanmugaratnam
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak tahun 2019 telah memberikan pelajaran penting bagi seluruh negara. Salah satunya adalah terkait sistem peringatan dini agar dunia lebih siap dalam menghadapi bencana kesehatan di masa mendatang.
Hal ini dibahas dalam pertemuan Airlangga dengan Menteri Senior Singapura Tharman Shanmugaratnam. Kedua Menteri sepakat agar semua negara bahu membahu untuk segera menangani pusat penyakit ketika wabah terjadi.
"Kita memerlukan global fire fighter yang langsung bekerja untuk menangani bencana, tetapi bereaksi setelah menjadi wabah," kata Airlangga yang diamini oleh Tharman.
Dalam pertemuan itu dibahas terkait reformasi pajak global yang didengungkan negara G-7 dan kedua menteri sepakat bahwa langkah tersebut justru dapat menghambat pembangunan ekonomi negara berkembang. Khususnya ketika banyak negara harus bangkit dari pandemi COVID-19.
"Penyamarataan pengenaan pajak minimal 15 persen, tidak mencerminkan kebutuhan ekonomi setiap negara. Pandangan itu tidak bisa membedakan antara pajak sebagai insentif dan tax heaven yang hanya memperhatikan kepentingan pemilik modal," ujarnya.
Tharman juga mengapresiasi langkah yang ditempuh Indonesia untuk keluar dari situasi pandemi. Termasuk menghidupkan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan pemberian stimulus ekonomi, peningkatan kapasitas bagi angkatan kerja dan persiapan menghadapi era digital.
Bahas Energi Hijau dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan
Isu mengenai energi hijau juga dibahas Airlangga dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan yang sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat energi hijau, bukan hanya untuk Singapura, tetapi juga untuk kawasan ASEAN. Dalam pertemuan itu, Airlangga menjelaskan UU Cipta Kerja yang telah dikeluarkan Pemerintah Indonesia memberikan kepastian tentang arah pengembangan investasi. Termasuk di antaranya untuk pengembangan energi baru dan terbarukan.
Ada beberapa perusahaan Singapura telah berkomitmen untuk mengembangkan energi tenaga surya di Indonesia, seperti SembCorp dan Sunseap. Saat ini SembCorp diyakini semakin efisien mengembangkan energi tenaga surya yang mana sebelumnya dibutuhkan lahan 1 ha untuk menghasilkan 1 MW, sementara kini di Singapura sudah bisa 0,72 ha untuk menghasilkan 1 MW listrik.
Vivian mengatakan pengembangan energi hijau termasuk tenaga surya menjadi semakin feasible untuk dikembangkan sekarang ini dengan sejumlah kemajuan teknologi yang sudah membuat energi ini semakin efisien. Keduanya sepakat untuk melakukan pembahasan lanjutan terkait model bisnis ini, terutama karena Indonesia memiliki banyak sumber energi listrik yang bisa dikembangkan mulai dari hidro, angin, panas bumi, hingga sinar matahari dan ke depan akan dibutuhkan negara agar bisa memberikan kontribusi bagi upaya pengendalian perubahan iklim (climate change).
Airlangga menutup pertemuan dengan menerangkan sektor digital merupakan salah satu kekuatan yang bisa dikembangkan ke depan. Kerja sama antara National University of Singapore dan Batam Polytechnic merupakan salah satu yang harus didorong agar bisa melahirkan talenta-talenta digital.
(akn/dna)