Corona Tembus Rekor 54.000, PPKM Darurat Jadi 6 Minggu?

Corona Tembus Rekor 54.000, PPKM Darurat Jadi 6 Minggu?

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 14 Jul 2021 22:14 WIB
Jakarta -

Pemerintah telah menyiapkan skenario untuk melaksanakan PPKM Darurat selama 4-6 minggu. Hal itu dikarenakan adanya risiko pandemi COVID-19 yang masih tinggi akibat adanya varian delta.

Indonesia pun telah mencatatkan rekor 54.517 kasus baru COVID-19 pada Rabu (14/7/2021). Apakah angka tersebut membuat pemerintah memutuskan memperpanjang PPKM Darurat?

"Belum ada keputusan. Kita monitor situasi," kata Jubir Menko Marinves Jodi Mahardi kepada detikcom, Rabu (14/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah mengatakan akan meminta bantuan internasional bila kasus baru positif COVID-19 mencapai 40 ribu sebagai skenario terburuk (worst scenario). Lantas apakah kasus baru yang menyentuh 54 ribu lebih membuat Luhut mengambil tindakan PPKM Darurat 6 minggu tersebut?

Pertama, Jodi menjelaskan, terhadap kenaikan kasus terkonfirmasi positif yang terjadi, pemerintah telah mengantisipasi hal tersebut dengan menyiapkan tambahan tempat perawatan melalui konversi tempat tidur COVID-19 hingga 40% dari kapasitas tempat tidur rumah sakit, dan pembangunan rumah sakit darurat/rumah sakit lapangan bersama Kementerian PUPR.

ADVERTISEMENT

Selain itu pemerintah juga akan optimalkan berbagai asrama dan balai diklat milik kementerian/lembaga untuk menampung pasien isolasi.

Melihat situasi di dalam negeri, dia lanjut menjelaskan beberapa negara telah mengirimkan berbagai bantuan untuk menanggulangi COVID-19 di Indonesia.

"Beberapa negara seperti Singapura, Amerika Serikat, UAE, China dan beberapa negara lain saat ini sedang mempersiapkan proses pengiriman bantuan, bahkan beberapa sudah sampai di Indonesia," paparnya.

"Beberapa bantuan yang diterima antara lain APD, vaksin untuk percepatan vaksinasi di Indonesia, isotank untuk mengangkut oksigen, tabung oksigen, oksigen concentrator, dan beberapa bantuan lainnya," lanjut Jodi.

Dia juga menyebut kenaikan kasus konfirmasi positif dalam beberapa hari terakhir juga disebabkan oleh perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan berupa pemberlakuan verifikasi otomatis secara langsung dari laboratorium pemeriksa. Jadi, prosesnya jauh lebih cepat.

"Selain itu terdapat peningkatan jumlah tes harian sehingga target testing lebih banyak. Namun kenaikan tersebut sejalan dengan angka positivity rate yang cenderung stabil," tambah Jodi.

(toy/dna)

Hide Ads