Anggaran Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) pada 2020 tidak terserap 100%. Realisasinya hanya Rp 575,8 triliun, atau 82,83% dari pagu anggaran Rp 695,2 triliun.
"Realisasi PC-PEN 2020 mencapai Rp 575,8 triliun atau 82,83%. Program PC-PEN diprioritaskan untuk merespons kondisi kesehatan yang mengalami dampak luar biasa akibat pandemi, juga untuk memulihkan daya beli masyarakat, membantu dunia usaha dan membantu UMKM," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat paripurna, Kamis (15/7/2021).
Dari realisasi dana PC-PEN 2020 tersebut, alokasi untuk sektor kesehatan termasuk kecil yakni Rp 62,6 triliun dari pagu anggaran yang sebesar Rp 99,5 triliun. Hal itu dikatakan berbeda dengan tahun ini yang diproyeksikan akan meningkat tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam kondisi ini kita akan bisa memproyeksikan pengeluaran di bidang kesehatan yang hanya Rp 62,6 triliun tahun 2020, akan melonjak sangat tinggi pada 2021 ini," tuturnya.
Dari perlindungan sosial terealisasi sebesar Rp 216,6 triliun dari pagu anggaran yang sebesar Rp 230,21 triliun. Kemudian dari klaster UMKM terealisasi Rp 112,3 triliun dari pagu yang sebesar Rp 116,31 triliun.
Selanjutnya klaster sektoral K/L dan pemda berhasil menyerap hingga Rp 65,2 triliun dari pagu anggaran yang sebesar Rp 67,86 triliun. Sedangkan untuk pembiayaan korporasi telah telah digunakan hingga Rp 60,73 triliun dan insentif usaha Rp 58,4 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan total masih ada saldo anggaran lebih (SAL) 2020 sebesar Rp 388,1 triliun. Dari jumlah itu di-carry over untuk penanganan pandemi COVID-19 2021.
"Pada akhir 2020 saldo akhir dari sisa anggaran lebih tahun 2020 mencapai Rp 388,1 triliun. SAL ini lah yang sangat berguna pada saat ini kita menghadapi lonjakan pandemi yang membutuhkan pembiayaan lebih besar," imbuhnya.