Pendidikan vokasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu kekuatan ekonomi RI, pasalnya menjadi penciptaan lapangan kerja. Vokasi sendiri berorientasi pada keahlian menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja.
Sementara, sektor koperasi dan UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun sayangnya, pandemi COCID-19 memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap ketahanan sektor UMKM.
Ketua Umum CEO Business Forum, Jahja Sunarjo mengatakan kini dari 64 juta UMKM di Indonesia, sekitar 78% sudah di ambang kesusahan akibat pandemi COVID-19. Untuk itu UMKM dan koperasi, menurut Jahja menjadi sektor yang menjadi salah satu prioritas yang harus mendapatkan perhatian.
"UMKM kita sedang menghadapi tantangan yang sangat berat 15-16 bulan menghadapi pandemi. Dan pemerintah sudah habis-habisan mempertahankan ekonomi, tapi ternyata tidak cukup," ujar dia dalam webinar Seri Diskusi Riset Keilmuan Terapan Pendidikan Tinggi Vokasi, sikutip Jumat (16/7/2021).
Director of Business & Marketing SMESCO Indonesia, Wientor Rah Mada menambahkan digitalisasi menjadi salah satu cara membuat UMKM di Indonesia lebih resilience dan survive.
"Sampai saat ini data UMKM yang sudah onboard digital itu sekitar 13,7 juta. Kami dari KemenkopUKM sedang mendorong agar jumlah UMKM yang onboard digital mencapai 30 juta di tahun 2024. Tapi, definisi digital ini berbeda-beda antara usaha mikro, kecil, dan menengah," jelas dia.
Menurut Wientor, di seluruh Kementerian/Lembaga ada sekitar 3.000 program yang semuanya bertujuan untuk menyesuasikan UMKM ke digital. Ia optimistis pada 2024 jumlahnya menjadi 30 juta.
Selain digitalisasi, kemampuan riset juga menjadi salah satu syarat UMKM untuk dapat berkembang dan berekspansi. Sayangnya, menurut Wientor, para UMKM ini sudah terlalu sibuk dengan produksi mereka sehingga tak sempat untuk riset. Pahadal itu merupakan modal berwirausaha saat ini dan ke depannya.
"Lebih baik mereka kembali ke daerah masing-masing dan menjadi motor UMKM di sana sehingga UMKM kita menjadi lebih tangguh dan memiliki manajerial yang lebih baik. Dan digitalisasi juga akan lebih cepat terjadi karena generasi muda ini yang akan membawa perubahan ke daerahnya masing-masing," tuturnya.
(dna/dna)