Perjalanan Brunei dari Nol Kasus COVID-19 hingga Tutup Pintu untuk RI

Perjalanan Brunei dari Nol Kasus COVID-19 hingga Tutup Pintu untuk RI

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 20 Jul 2021 18:00 WIB
Sultan Omar Ali Saifuddin Mosque, Brunei Darussalam, depicting Mughal architecture and Italian style
Brunei Darussalam/Foto: Getty Images/iStockphoto/jikgoe
Jakarta -

Brunei Darussalam sempat mencetak rekor sebagai negara dengan nol kasus COVID-19 saat negara lain masih berperang melawan tingginya lonjakan kasus. Sebelum akhirnya negara tersebut menutup pintu untuk Indonesia.

Begini perjalanan Brunei Darussalam dari awalnya nol kasus COVID-19 hingga catat 8 kasus baru yang diduga berasal dari Jakarta.

Luncurkan Strategi Sejak Awal Pandemi

Sultan Brunei Hassanal Bolkiah meluncurkan sejumlah strategi yang dilakukan sejak awal pandemi COVID-19 melanda dunia. Strategi terkuat Brunei yakni alokasi anggaran sebesar BND 15 juta atau US$ 10,5 juta setara Rp 151 miliar (kurs Rp 14.470) untuk memenuhi penanganan wabah COVID-19 dan keadaan darurat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brunei juga berusaha meningkatkan pelayanan publik dan mempertahankan pendapatan melalui industri minyak dan gas. Dengan begitu Brunei tidak terlalu keropos dibandingkan negara ASEAN lainnya, dikutip dari East Asia Forum Selasa (20/7/2021).

Kemudian, akhir Januari 2020 Brunei Darussalam berani melarang warga negara asing masuk yang sempat membuat China murka atas keputusan itu.

ADVERTISEMENT

Kasus Pertama Maret 2020

Kasus pertama Brunei pun muncul pada 9 Maret 2020. Kasusnya pun langsung melambung 100 kasus dalam 15 hari pertama. Saat ditelusuri, ternyata kasus itu dipicu oleh jemaah yang kembali dari pertemuan tabligh di Malaysia.

Saat tahu kasus COVID-19 tinggi, Kementerian Kesehatan Brunei, mengadopsi peraturan World Health Organization (WHO), yakni peraturan jarak sosial dan isolasi diri, serta pelacakan kontak melalui aplikasi Bruhealth Kesultanan yang diikuti oleh sekitar 90% warga. Tempat-tempat ibadah dan memang semua tempat pertemuan pun ditutup.

Sementara itu, untuk menghindari ketidakpatuhan warganya, pemerintah Brunei memberlakukan prosedur denda dan hukuman penjara jika ada yang melanggar aturan pemerintah.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Mei 2020-Juli 2021 Nol Kasus

Pada awal Mei 2020, tidak ada infeksi baru yang tercatat di Brunei. Hanya pada November 2020, tercatat sembilan kasus COVID-19 impor baru dan tiga kematian dilaporkan.

Sejak saat itu, Brunei menjadi negara yang mulai membuka kembali ekonominya jauh lebih awal daripada banyak negara yang menderita COVID-19.

Kemudian, pada pertengahan Juli sempat tercatat 2 kasus baru, namun itu merupakan kasus impor yang disebut warga negara Indonesia. Bulan yang sama, Sultan Brunei mengizinkan pasar, restoran, dan pusat kebugaran beroperasi sepenuhnya, kemudian acara pameran juga dimulai kembali.

Sultan Brunei Hassanal Bolkiah mengadakan pesta mewah untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-75 tahun.

18 Juli 2021 Catat 8 Kasus Baru

Otoritas Brunei Darussalam mendeteksi delapan kasus baru virus Corona (COVID-19) yang semuanya merupakan para warga negara Indonesia (WNI) yang baru datang dari Jakarta.

Seperti dilansir Borneo Bulletin dan The Star, Senin (19/7/2021), Kementerian Kesehatan Brunei dalam pernyataannya mengumumkan delapan kasus impor Corona yang terdeteksi di wilayahnya semuanya baru tiba dari Jakarta pada 4 Juli lalu.

Tutup Pintu Untuk RI

Brunei Darussalam menutup pintu masuk untuk warga negara asing yang berangkat dari Indonesia atau transit di Indonesia.

Dikutip dari The Star, pengumuman itu sesuai dengan perintah Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah ibni Al-Marhum Sultan Haji Omar 'Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien, Sultan dan Yang Di-Pertuan dari Brunei Darussalam.

Kantor Perdana Menteri menyebut pelarangan ini sesuai dengan situasi COVID-19 yang sedang berlangsung di Indonesia. Pelarangan dilakukan hingga pemberitahuan lebih lanjut.


Hide Ads