Pandemi COVID-19 yang masih terjadi saat ini memang sangat menekan semua sektor. Termasuk pengusaha restoran.
Hingga saat ini banyak restoran yang gulung tikar. Karena adanya pembatasan sampai PPKM Darurat yang membuat tak ada aktivitas kegiatan masyarakat.
Di Jabodetabek saja sudah ada 1.033 restoran yang tutup permanen per Desember 2020 lalu, dan 400 lebih tutup sementara
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi dengan adanya perpanjangan PPKM ini maka semakin menekan kondisi restoran karena tak bisa beroperasi.
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin menjelaskan COVID-19 keadaannya tambah parah, dan memukul bisnis restoran. Sebab, ketika virus Corona melonjak, restoran selalu jadi sasaran pembatasan kegiatan.
"Kalau restoran-restoran sih saya kira habis ya napasnya untuk bulan bulan Juli ini, sudah banyak yang sudah kolaps, gulung tikar banyak, bulan Juli ini sudah berat sekali. Ini kan kita sudah satu setengah tahun dan hampir 12 kali PSBB, PPKM, selalu sasaran tembaknya kan restoran sama mal tutup," jelas dia.
Namun Emil memperkirakan 400-an restoran yang tutup sementara sekarang sudah tutup permanen, sehingga total restoran yang sudah gulung tikar mencapai 1.500.
"Yang tutup saja kemarin kita data 1.500-an itu baru Jabodetabek ya, belum Jawa-Bali. Itu yang Desember ya data itu, 1.033 yang tutup permanen, yang 400 tutup sementara, yang 400-an sekarang sudah tutup permanen," tambahnya.
Sebagai informasi, selama PPKM darurat dan berlanjut ke PPKM level 3 dan 4, restoran dilarang melayani dine-in atau makan di tempat. Mereka hanya diperbolehkan melayani pesan antar (delivery) dan beli untuk dibawa pulang (take away).