Startup investasi di bidang pertanian, Tanijoy diduga gelapkan uang 400 investor senilai Rp 4 miliar. Kasus ini viral di media sosial dan ternyata para korban telah berkomentar dan protes di Google dan Instagram Tanijoy.
Ketua Tim Satgas Waspada Investasi, Tongam Lumban Tobing mengungkap Tanijoy ini tidak terdaftar sebagai P2P lending ataupun Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di OJK. Dia berharap masyarakat bisa mengecek legalitas perusahaan sebelum berinvestasi
"Masyarakat diminta cek legalitasnya terlebih dahulu, sebelum investasi. Masyarakat yang dirugikan agar segera lapor ke Polisi," kata Sekar kepada detikcom, Senin (26/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para korban yang tergabung dalam Himpunan Lender Tanijoy sudah melayangkan siaran pers terhadap pihak Tanijoy. Sebab sejak kontak terakhir pada awal Juni, pihak Tanijoy sudah untuk dihubungi.
"Bahkan sejak kontak terakhir awal Juni lalu jadi sulit untuk di kontak. Sepertinya sudah mulai menghindar," ujar Ketua I Himpunan Lender Tanijoy, Fadhil.
Salah satu investor Tanijoy bernama Yohanes bercerita sejak 2019 sampai sekarang kerugian yang dialaminya mencapai Rp 142 juta dari total 15 proyek. Tetapi setelah diumumkan sudah ada beberapa proyek yang selesai, dananya tidak kunjung cair hingga sekarang ini.
Berikut ini kronologi dugaan penggelapan dana 400 investor Tanijoy yang mandek sejak 2020-2021:
4 September 2020
Diadakan virtual meeting antara investor dan pihak Tanijoy dengan topik Penarikan Dana Terhambat. Kala itu Tanijoy mengaku mengalami masalah besar, padahal proyek diakui oleh Nanda selaku CEO sudah selesai. Katanya dana hasil proyek masih ada di petani dan belum dikembalikan sepenuhnya kepada Tanijoy.
Keterlambatan ini disebutnya sudah terjadi sejak PSBB dimulai, adanya kendala soal komunikasi dengan petani, karena adanya pembatasan pemerintah tersebut.
Saat ditanya oleh salah satu lender, kapan keterlambatan itu akan selesai, Nanda menjawab akan diurutkan berdasarkan waktu para pendana menarik dana atau sesuai antreannya.
"Untuk penyelesaian ini akan bergantung pada kecepatan collection di petani. Collection ini sudah dilakukan selama dua bulan, hal ini butuh waktu bisa mendapatkan pencairan dana," kata Nanda.
20 Januari 2021
Tanijoy mengeluarkan surat pernyataan dan pengakuan atas nama Nanda selaku CEO bahwa pihaknya belum bisa memenuhi tanggung jawabnya. Hal ini soal pencairan dana soal proyek yang sebelumnya diumumkan sudah selesai.
Dalam surat tersebut diakui, seharusnya Desember 2020 pencairan bisa jalankan sesuai jadwal. Namun proses tersebut tersendat karena proses collection terhambat. Penyebabnya karena mitra yang tidak kooperatif menyelesaikan kewajibannya.
"Kami berkomitmen untuk lebih responsif dalam berkomunikasi dengan Anda semua melalui kanal informasi resmi (email support@tanijoy.id). Kami sangat menyadari bahwa kepercayaan pendanaan sangat mahal dan kami gagal menjaganya. Tapi di tengah kesulitan ini kami sangat bersyukur bahwa Tanijoy masih diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya," ujar Nanda.
15 April 2020
Nanda memberikan surat pernyataan lagi ke investor Tanijoy, terkait masalah yang masih sama yakni pencairan dana. Dalam surat ini Nanda menyampaikan permohonan maaf karena sulit dihubungi oleh investor.
Nanda mengaku bahwa perusahaannya tengah melakukan restrukturisasi yang berdampak pada pengurangan karyawan, sehingga hanya dua orang karyawan yang tersisa. Kemudian Nanda juga mengaku tengah mengalami kesulitan dana karena pendanaan hanya dari platform fee saja dan dalam satu tahun terakhir tidak ada proyek.
"Tanijoy mengalami kesulitan keuangan. Pendapatan utama Tanijoy saat ini adalah perdagangan komoditas pertanian dengan berperan sebagai perantara," kata dia.
Lanjut ke halaman berikutnya.