Google menunjukkan kemajuan pada kinerja bisnisnya tahun ini. Tahun lalu, Google merasakan kemerosotan bisnis setelah dunia dilanda pandemi COVID-19.
Dilansir dari CNN, Rabu (28/7/2021), perusahaan induk Google, Alphabet melaporkan pendapatan sebesar US$ 61,9 miliar atau sekitar Rp 897 triliun (kurs Rp 14.500) untuk kuartal ke dua tahun ini yang berakhir 30 Juni. Pendapatan itu melonjak 62% dari kuartal yang sama tahun lalu.
Laba perusahaan juga meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 18,5 miliar atau sekitar Rp 268 triliun. Saham Alphabet pun langsung meroket 3% menyusul laporan pendapatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, sebagian besar pertumbuhan kinerja bisnis itu didorong oleh bisnis periklanan inti Google, bisnis itu membukukan pendapatan sebesar US$ 50,4 miliar. Pendapatan iklan dari platform video perusahaan YouTube melonjak 84% menjadi US$ 7 miliar.
Upaya berkelanjutan Google untuk mendiversifikasi bisnisnya di luar periklanan online juga mulai membuahkan hasil. CEO Google Sundar Pichai menyatakan investasi perusahaan dalam kecerdasan buatan dan bisnis cloud telah berkembang pesat.
Investasi itu telah menyusutkan kerugian kuartalan menjadi US$ 591 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Google Cloud melonjak 54% menjadi US$ 4,6 miliar.
"Pada Q2, ada gelombang peningkatan aktivitas online di banyak bagian dunia, dan kami bangga bahwa layanan kami membantu begitu banyak konsumen dan bisnis. Investasi jangka panjang kami di AI dan Google Cloud juga membantu kami mendorong peningkatan signifikan dalam pengalaman digital semua orang," kata Pichai.