Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberlakukan sistem transaksi tol non tunai nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF). Dengan sistem tersebut, kemacetan akan dihindari dan pengguna kendaraan bisa bayar tol tanpa setop di Gerbang Tol (GT) seperti biasanya.
"Sistem transaksi nirsentuh MLFF akan 100% Go-Live di seluruh jaringan Jalan Tol Indonesia pada tahun 2023. Pada saat itu tidak akan ada lagi gardu tol karena pengguna jalan tol akan terhubung dengan satelit untuk proses pembayaran penggunaan jalan tol," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sebuah webinar ITS Indonesia, Kamis (29/7/2021).
Lantas bagaimana dengan teknis pembayaran tol tanpa setop satu sampai dua tahun mendatang?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chief of Business Development PT Roatex Indonesia Toll System, Emil Iskandar menjelaskan, cara bayar tol tanpa setop nantinya akan terintegrasi dengan smartphone melalui aplikasi khusus MLFF. Nantinya, fungsi gerbang tol akan digantikan dengan Genty.
"Kita akan menggunakan fungsi deklarasi dari handphone. MLFF itu dalam hal ini kita tidak ada barrier lagi di gerbang ya, ketika pengguna melakukan transaksi. Kemudian juga nanti tidak adanya barrier, gerbang-gerbang tol fungsinya digantikan Gentry," kata Emil.
Dia menjelaskan, ada tiga cara transaksi pengguna kendaraan di sistem bayar tol tanpa setop tersebut yaitu electronic on board unit (E-OBU), on board unit (OBU), dan electronic route ticket. Untuk E-OBU akan menggunakan aplikasi khusus.
"Super Apps ini akan kita desain, terkait informasi jalan tol, tarif, top up, histori transaksi, sampai titik kordinat. Yang paling penting ada 2 fitur yaitu terkait transaksi dan GNNS yang menjadi kunci utamanya," ujarnya.
E-OBU direkomendasikan bagi pengguna kendaraan yang memiliki smartphone dan jarang bertukar kendaraan. E-OBU akan mengirim sinyal GPS ke MLFF pusat, kemudian GPS akan mendeteksi lokasi kendaraan, serta memotong saldo secara otomatis saat pengguna berada di jalan tol. Artinya, bayar tol tanpa setop saat di jalan secara otomatis.
Cara transaksi yang kedua yaitu OBU, pihaknya merekomendasikan cara ini untuk kendaraan yang sering gunta-ganti pengemudi. Jika ingin menggunakan perangkat OBU, maka pengguna dapat membeli OBU dan mendaftarkan kendaraan.
OBU berfungsi tak jauh berbeda dengan E-OBU, yakni dengan mencatat penggunaan jalan tol berdasarkan GPS dan akan membayar sesuai dengan tarif tol yang berlaku.
Jenis transaksi yang ketiga yaitu electronic ticket. Cara ini diperuntukkan bagi pengguna jalan yang jarang menggunakan ruas jalan tol termasuk bagi turis yang masuk ke Indonesia. Sistem pembayarannya yaitu untuk satu kali perjalanan.