Pedagang pecel lele dan seafood babak belur di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dan 4, semula PPKM darurat. Kebijakan itu turut membatasi operasional warung-warung makan pinggir jalan.
Kondisi itu menyebabkan jumlah pelanggan berkurang. Yang tak mampu bertahan memilih berhenti berjualan. Sedikitnya 500 warung pecel lele di Jabodetabek gulung tikar. Sebanyak 2 ribu pegawai terpaksa nganggur.
"Karena ini kan PPKM ini teman saya sudah gulung tikar itu sudah sampai 50%," kata Ketua Paguyuban Pecel Lele Dan Seafood Brebes (PPSB) Fery Zona Tri kepada detikcom, kemarin Kamis (29/7/2021).
Dia menjelaskan bahwa total lapak pecel lele dan seafood di Jabodetabek ada 1.027 warung, yang mana separuhnya atau 500 warung bangkrut.
Baca juga: Derita Pedagang Pecel Lele Akibat Pandemi |
"Makanya sekarang sudah banyak di kampung. Ya sudah sesama pengusaha seafood pada ngumpul di kampung akhirnya. Itu bosnya, belum anak buahnya atau karyawannya kan yang biasa satu warung 3-4 (karyawan). Jadi pengangguran makin banyak ini di kampung," paparnya.
Jika satu warung pecel lele memiliki 3 sampai 4 pegawai maka dengan 500 warung gulung tikar menyebabkan sekitar 1.500-2.000 orang kehilangan pekerjaan.
Sementara yang masih bertahan kondisinya memprihatinkan. Baca di halaman selanjutnya.
Simak Video "Aksi Bagi-bagi 100 Bungkus Pecel Lele ke Wisatawan Malioboro"
[Gambas:Video 20detik]