Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, ada sejumlah komoditas dan kelompok pengeluaran yang menopang inflasi pada Juni ini. Dari 11 kelompok pengeluaran, 2 di antaranya mengalami deflasi. Sisanya inflasi.
"Yaitu transportasi mengalami deflasi 0,01 dimana andilnya relatif kecil. Kemudian juga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami deflasi 0,07% dan andilnya relatif kecil terhadap inflasi di Juli," kata Margo dalam konferensi persnya, Senin (2/8/2021).
Sedangkan 7 pengeluaran lainnya mengalami inflasi, dan inflasi terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran kesehatan. Kelompok pengeluaran kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,24 di mana andilnya terhadap inflasi bulan Juli 2021 sebesar 0,01%
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih rinci, kelompok inflasi dari pengeluaran makanan minuman dan tembakau mengalami inflasi 0,15% dan memiliki andil terhadap inflasi Juli sebesar 0,04%.
Baca juga: BPS: Juli Terjadi Inflasi 0,08% |
"Kalau dilihat dari komoditas yang paling dominan dari kelompok ini yang memberikan andil atau sumbangan inflasi yaitu berasal dari cabai rawit sebesar 0,03%" katanya.
"Jadi kenaikan cabai rawit memiliki andil 0,03%. kemudian juga ada komoditas lain di kelompok bahan makanan minuman dan tembakau yang juga mengalami kenaikan harga yaitu tomat, bawang merah, cabai merah, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01%" sambung Margo.
Margo mengatakan ada juga beberapa komoditas yang menahan atau menghambat laju inflasi. Di antaranya adalah pada komoditas daging ayam ras, beras, telor ayam ras, serta emas perhiasan.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bila dikaitkan dengan kebijakan PPKM pada Juli lalu, kelompok kesehatan mengalami inflasi yang paling tinggi sebesar 0,24% dan memiliki andil sekitar 0,01%. Harga obat dan produk kesehatan mengalami kenaikan.
"Kalau dilihat dari sub-kelompok pada kelompok kesehatan yang harganya naik adalah pada sub kelompok obat-obatan dan produk kesehatan yaitu mengalami inflasi sebesar 0,47%. Sementara yang mengalami inflasi terendah yaitu sub-kelompok jasa rawat jalan sebesar 0,06%" katanya.
(fdl/fdl)