Bos AirAsia Tony Fernandes merencanakan ekspansi bisnis maskapainya. Tahun ini, maskapai dengan biaya rendah berdasarkan ukuran armada telah membukukan laba tahunan terbesar.
Dikutip dari asiaone, Senin (2/8/2021), Fernandes merencanakan jalur ekspansi baru ke bidang yang disebut superapp di Asia Tenggara. Berfungsi sebagai toko serba ada untuk semuanya, mulai dari pemesanan perjalanan hingga pemesanan kendaraan dan makanan, serta pengiriman.
Bisnis digital baru membutuhkan sekitar US$ 300 juta (S$ 406 juta) atau sekitar Rp 4,3 triliun (kurs dolar Rp 14.495) dalam waktu dekat dan investasi U$$ 100 juta setara Rp 1,4 triliun diharapkan segera didapatkan dari investor kelas atas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami seperti Robin Hood kan, melawan Shopee, Foodpanda, dan semua pemain besar ini. Ini sangat mirip dengan dunia maskapai penerbangan, di mana semua orang divisi kedua, ketiga yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan dengan Singapore Airlines atau Malaysia Airlines atau apa pun, datang kepada kami," katanya dalam sebuah Zoom.
Baca juga: Gojek di Mata Bos airasia Tony Fernandes |
"Dan begitulah cara kami membangun AirAsia, bukan? Biaya lebih rendah, kualitas lebih murah, dan orang-orang yang lebih pintar," sambung Fernandes.
Fernandes mengatakan analis melacak perusahaannya telah mengulangi capaian yang sama selama dua dekade, pertama tentang persaingan dari perusahaan seperti Singapore Airlines, dan sekarang dari perusahaan seperti Grab dan Foodpanda.
"Kami ingin melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain, unicorn berbiaya rendah. Apakah itu terdengar seperti sebuah oxymoron? Apakah ada unicorn yang pernah berbicara dengan Anda tentang biaya? Tidak. Itu karena mereka seperti maskapai penerbangan, yang memiliki dermawan pemerintah. Alih-alih Temasek (perusahaan investasi negara Singapura), mereka memiliki SoftBank, atau perusahaan modal ventura lainnya," jelasnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Beredar Video CEO AirAsia Maki Karyawan Wanita saat Meeting