Sosok Akidi Tio menjadi bahan perbincangan setelah anaknya menyerahkan bantuan senilai Rp 2 triliun. Saat itu, Akidi Tio membuat penasaran banyak orang. Salah satunya mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang juga mengaku sangat penasaran dengan Akidi Tio.
Dari tulisan di blog disway.id, Dahlan menyampaikan jika dirinya sudah berupaya menghubungi Heryanti namun tidak mendapatkan jawaban.
Dahlan juga menyebut tak ada wartawan yang mewawancarai wanita tersebut usai penyerahan sumbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akhirnya tahu nama wanita itu: Heryanti. Alias Ahong. Dia adalah salah seorang dari tujuh anak Akidi. Saya juga mendapatkan nomor telepon Heryanti. Saya hubungi. Tidak menjawab. Saya juga menghubungi suami Heryanti: Rudy Sutadi. Juga tidak berhasil," tulisnya
Tak hanya sampai di situ, Dahlan juga berupaya menghubungi Hardi Darmawan yang merupakan dokter keluarga Akidi Tio.
Selanjutnya dia menghubungi Ibnu Holdun yang merupakan wartawan Sumatera Ekspress yang juga telah menyambangi kediaman Heryanti.
Holdun menyebut jika rumah itu kosong dan dikunci. Dahlan menyebut rumah Heryanti bagus tapi tak mencerminkan orang kaya raya.
"Rumah itu lebih bagus dari tetangga sekitar, tapi tidak mencerminkan rumah orang kaya raya. Lihatlah sendiri foto rumah itu di bagian lain tulisan ini," terang Dahlan.
Dari foto tersebut tampak sebuah rumah dengan bangunan berlantai dua. Rumah itu memiliki pagar warna hitam dengan dominasi warna coklat muda. Seperti yang ditulis Dahlan, rumah itu bagus, tapi tidak seperti orang kaya raya lainnya yang rumahnya megah dengan lahan yang luas.
Terlepas dari itu, bagi Dahlan, Akidi Tio telah menampar para konglomerat di Tanah Air. Meski Akidi Tio telah lama meninggal dunia, namanya hidup kembali.
"Saya menyadari masih begitu banyak pertanyaan di seputar sumbangan Rp 2 triliun ini. Akidi telah menampar begitu banyak konglomerat negeri ini. Dan ia tidak peduli. Ia sudah 11 tahun mati," katanya.
"Akidi telah lama meninggal dunia. Tapi namanya hidup kembali. Ia telah mengalahkan orang-orang yang masih hidup menjadi seolah-olah sudah lama mati," tambah Dahlan Iskan.