Pasangan suami istri (pasutri) Aswin Yanuar dan Claudya Harida kompak beralih profesi menjadi pebisnis demi memiliki banyak waktu dengan anak di rumah. Keduanya rela bekerja apa saja salah satunya berjualan risol.
Pasutri itu sebelumnya aktif di di dunia entertainment. Sayangnya profesi itu dirasa tak nyaman karena dinilai rawan dengan hal-hal yang tidak diinginkan.
"Dunia perfilman kita tahu sendiri ya seperti apa. Sibuk jarang ada waktu sama anak. Apalagi dia (suami) kru, ke luar kota bisa tiga hari nggak pulang," tutur Claudya dikutip Hai Bunda dari channel YouTube Aish TV, Rabu (18/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia bilang 'Aku harus kerja apa kalau gitu?' Ya aku jawab dia bisa kerja apa saja yang dia bisa. Apapun aku dukung," tutur Claudya.
Permintaan ibu empat anak itu awalnya diragukan oleh suami. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya pasutri itu setuju untuk memulai karier yang baru.
Aswin, diakui Claudya sebagai suami yang bekerja keras dan bertanggung jawab. Pekerjaan apapun pernah dilakoni demi mendapat uang mulai dari mencuci mobil, sopir, hingga jualan gorengan seperti risol di jalanan.
Claudya mengatakan jualan risol di jalanan itu mereka lakukan bersama-sama saat sedang libur. Mereka tak memikirkan rasa malu, karena keduanya percaya hanya perlu berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat penghasilan.
"Itu kita lagi libur jualan, kertas skrip dulu (syuting) jadi bungkus (risol). Kenapa? Karena memang kurang gitu (penghasilan) dari syuting. Apa lagi yang bisa kami kerjakan?" kenangnya.
Tak lama setelah itu, Aswin mendapat tawaran dari seseorang yang ingin menjual kucing. Mulai dari kandang, alat makan, dan hal-hal lainnya, semua dilepas dengan harga Rp 8 juta.
"Lepas persyutingan, ada orang jual atau lepas adopsi kucing beserta kandang, alat-alat makan kucing itu semua harga Rp 8 juta kalau nggak salah," tuturnya.
"Karena emang dia juga hobi kucing, suka binatang juga, 'Aku ambil ya sisa uang syuting' katanya," kenang Claudya pada ucapan suaminya kala itu.
Claudya sendiri awalnya ragu memberi uang tersebut karena itu satu-satunya harapan hidup mereka. Jika uang itu digunakan untuk kucing, dia bingung dengan kebutuhan keluarga mereka selanjutnya.
"Aku nggak tahu sisa uangnya cukup nggak tuh buat (kebutuhan hidup) setelahnya. Nanti bisa nggak sih (bisnis breeder kucing) itu (uangnya) berkembang. Ya sudah lah, bismillah," sambungnya.
Untungnya, keputusan yang mereka ambil tersebut tepat. Dari kucing serta beberapa kebutuhan peliharaan yang mereka beli tersebut, keduanya berhasil mengembalikan modal bahkan mendapat keuntungan.
"Kami jual dari peralatannya, kami ecer-ecer lah gitu. Lalu, kok kembalinya banyak gitu lebih dari Rp 8 juta itu menghasilkan lebih," imbuhnya.
Simak kisah selengkapnya di sini.
(aid/dna)