Mengintip Evaluasi PPKM Kalsel

Mengintip Evaluasi PPKM Kalsel

Tim detikcom - detikFinance
Minggu, 22 Agu 2021 16:27 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang Juga Ketua Komite Penanganan COVID dan Pemulihan Ekonomi, Airlagga Hartarto menyoroti mobilitas masyarakat Kalsel yang trennya lebih tinggi dari rata-rata nasional. Sementara Kalsel masih berada dalam PPKM Level 4.

"Saya memberi catatan mengenai mobilitas di Kalsel yang masih memiliki tren lebih tinggi daripada rata-rata nasional. Mobilitas masih perlu diwaspadai dan ditekan, terutama pada sektor retail dan rekreasi, pusat transportasi umum, dan tempat kerja. Dalam 1- 2 minggu ke depan, saya berharap agar mobilitas ini bisa terus ditekan. Pendekatan non-medis harus juga digencarkan untuk memotong mata rantai COVID-19," tegasnya.

Hal itu disampaikan Airlangga dalam Rapat Koordinasi, evaluasi penanganan COVID-19 dan penerapan PPKM di wilayah Kalsel dengan Kepala Daerah se Kalimantan Selatan yang dilakukan dari Gedung Auditorium K.H. Idham Chalid, Banjarbaru, seperti dikutip Minggu (22/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menyoroti mobilitas yang masih tinggi, Airlngga juga menggarisbawahi tentang testing, tracing, disiplin penerapan protokol kesehatan, dan vaksinasi.

"Ada 4 hal yang saya garis bawahi di sini, sesuai dengan arahan Bapak Presiden, yaitu terkait pengendalian Mobilitas, Testing dan Tracing, kedisiplinan protokol kesehatan terutama memakai Masker, serta percepatan Vaksinasi," ujar Airlangga

ADVERTISEMENT

Rapat dihadiri secara langsung oleh Gubernur dan Forkompimda Provinsi Kalsel. Sementara seluruh Bupati/ Walikota dan Forkompimda dari13 Kabupaten/ Kota yang hadir secara virtual. Rapat juga diikuti, Ketua Tim Pakar Satuan Tugas PC-PEN Prof. WikuAdisasmito, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, beberapa Anggota DPR RI

Perkembangan Kasus COVID-19 di Kalsel

Provinsi Kalsel berada pada Level Asesmen TK-4, dengan total kasus kumulatif s.d. 18 Agustus 2021 sebanyak 60.377 kasus (1,5% dari total kasus Nasional), serta Positivity-Rate mingguan (7DMA) yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 42,8%. Kasus Aktif tercatat sebanyak 11.172 kasus, angka Kesembuhan sebanyak 47.327 kasus (78,4%), angka Kematian sebesar 1.878 (3,1%). Sedangkan tingkat BOR mencapai 60%, dengan tingkat Konversi TT untuk COVID-19 sebesar 30,1%, serta capaian target Testing (pemeriksaan) masih rendah (26,3%), sehingga sangat perlu untuk terus ditingkatkan.

Capaian vaksinasi di Kalsel sebesar 15,55%, dan masih jauh berada di bawah rata-rata nasional yang sebesar 26,91%. "Saat meninjau kegiatan Vaksinasi di GOR Hasanuddin tadi, saya melihat antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakatuntuk mengikuti vaksinasi. Oleh karena itu, Pemerintah berkomitmen untuk terus memastikan ketersediaan vaksin, termasuk di Kalsel ini," terang Airlangga.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Pasokan oksigen di Kalsel juga dalam jumlah yang cukup karena mendapatkan bantuan tambahan 3 Isotank dari SKK Migas yang diambil dari Tanjung Priok secara reguler. Selain itu, terdapat bantuan yang akan tiba yaitu dari Kadin berupa 1 Isotank dan 200 Tabung, sumbangan Likuid Oksigen kebutuhan medis dari PTLinde Indonesia dan PT Smelting 20 ton oksigen, serta bantuan 10 ton Oksigen dari Kemenkes. Oksigen Konsentrator juga sudah dalam proses pengirimanbatch4 sebanyak 49 unit dan pengirimanbatch5 sebanyak 243 unit, yang diperkirakan akan sampai pada Minggu ke-4 Agustus 2021.

Perkembangan Ekonomi Kalsel

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalsel pada Kuartal II 2021 sebesar 4,40% atau naik cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan di Kuartal I 2021 yang mengalami kontraksi sebesar -1,25%. Namun demikian, pertumbuhan ini lebih rendah dari nasional 7,07%, dan pertumbuhan di Kalsel ini merupakan yang terendah di antara kelima Provinsi di Kalimantan.

Dari sisi Lapangan Usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicatatkan oleh sektor Jasa Kesehatan sebesar 8,64%, diikuti oleh sektor Jasa Lainnya 7,53%. Sementara yang terendah adalah sektor Pertanian 0,71% diikuti Konstruksi 1,36%. Dan dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Impor (30,94%), Ekspor (22,97%), dan Konsumsi Pemerintah (8,61%).


Hide Ads